Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita WNI yang Memilih Bertahan di Tengah Krisis Lebanon

Reporter

image-gnews
Sebanyak 40 WNI dan 1 WNA tiba di Indonesia pada 7 Oktober 2024, setelah dievakuasi dari Lebanon. Sumber: dokumen Kementerian Luar Negeri RI
Sebanyak 40 WNI dan 1 WNA tiba di Indonesia pada 7 Oktober 2024, setelah dievakuasi dari Lebanon. Sumber: dokumen Kementerian Luar Negeri RI
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Tya Gustiasih, seorang warga Indonesia (WNI) yang tinggal di Lebanon sejak 2006, memilih untuk tetap tinggal bersama suami dan anak-anaknya di Akkar, Lebanon Utara. Ini dilakukan meski situasi di negara tersebut semakin sulit akibat konflik dan keterbatasan ekonomi. 

Sejak datang ke Lebanon bersama suaminya yang berkewarganegaraan Lebanon, Tya merasakan bagaimana sulitnya kehidupan di negara yang memiliki sejarah konflik berkepanjangan ini. Kini, di tengah keterbatasan listrik, air, dan melonjaknya harga pangan, Tya tetap bertahan.

Situasi ekonomi dan energi di Lebanon saat ini menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Tya dan keluarganya. Listrik dari pemerintah hanya tersedia selama empat jam dalam sehari, yaitu dua jam di pagi hari dan dua jam di malam hari.

Kondisi ini mendorong Tya dan keluarganya untuk menggunakan tenaga surya sebagai sumber listrik utama, meskipun biaya pemasangannya cukup mahal.

Sementara itu, ketersediaan air juga terbatas. Karena listrik sering padam, sebagian besar warga harus membeli air dari luar. Tya dan keluarganya harus mengeluarkan sekitar $7 per pengisian air beberapa kali dalam satu bulan.

Selain listrik dan air, harga bahan pokok di Lebanon terus mengalami kenaikan. Tya menjelaskan, kenaikan ini terjadi karena tidak ada kontrol harga yang memadai dari pemerintah.

Akibatnya, harga barang berbeda di setiap toko, dengan harga bahan pokok seperti roti, sayuran, dan daging yang semakin mahal dan sulit dijangkau. Di tengah kenaikan ini, Tya harus berhemat dan menyediakan kebutuhan mendasar bagi keluarganya.

Di tengah situasi yang semakin memanas, khususnya di wilayah selatan Lebanon, dampak perang dirasakan semakin dekat oleh warga. Pemerintah Lebanon yang sudah dua tahun tanpa presiden, kini dihadapkan pada tantangan besar untuk menangani gencatan senjata dan mengupayakan perdamaian. 

Sementara itu, bantuan dari negara-negara Arab dan distribusi bahan pangan belum merata, dengan beberapa konvoi bantuan bahkan terkena serangan bom.

Meskipun kondisi keamanan semakin buruk, Tya memilih untuk bertahan di Akkar, jauh dari daerah konflik utama. Salah satu alasan utamanya adalah keberadaan ayah mertua yang sudah lanjut usia dan perlu perawatan keluarga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 “Suami saya tak bisa meninggalkan ayahnya, dan saya merasa aman bersama mereka. Anak-anak juga lebih memilih tinggal di sini karena merasa dekat dengan ayah mereka,” ujar saat dihubungi TEMPO pada Sabtu 26 Oktober 2024.

KBRI di Lebanon memberikan bantuan dan dorongan kepada warga negara Indonesia yang masih bertahan. Tya mengapresiasi dukungan tersebut, bahkan memiliki grup WhatsApp dengan komunitas Indonesia di Lebanon yang selalu saling memberikan informasi dan dukungan.

Dia juga menyampaikan rasa syukurnya karena masih bisa merasa aman meskipun perang berkecamuk di sebagian wilayah Lebanon.

Di tengah segala keterbatasan, Tya juga menjalankan bisnis kecil-kecilan dari rumah untuk membantu perekonomian keluarga. Dia mengajar les bahasa Inggris dan menjalankan toko online kecil, menjual produk seperti Avon, Tupperware, dan kosmetik lokal. Meski bisnisnya menghadapi tantangan besar akibat perang, Tya tetap optimis dan menganggap ini adalah bagian dari perjuangan hidup.

“Selama kita masih memiliki keyakinan dan kesabaran, saya yakin akan selalu ada jalan keluar."

Israel telah melancarkan kampanye udara besar-besaran di Lebanon sejak bulan lalu terhadap apa yang mereka klaim sebagai sasaran Hizbullah. Ini eskalasi perang lintas batas antara Israel dan kelompok tersebut selama satu tahun sejak dimulainya serangan brutal Israel di Gaza.

Lebih dari 2.700 orang telah terbunuh dan hampir 12.500 orang terluka dalam serangan Israel sejak Oktober tahun lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.

Israel memperluas konflik pada 1 Oktober tahun ini dengan melancarkan serangan ke Lebanon selatan.

Pilihan Editor: Profil Pemimpin Hizbullah Naim Qassem, Baru Terpilih Diancam Israel

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mencari Keadilan atas Kejahatan Perang di Gaza, Pakar Hukum Internasional Gelar Pengadilan Gaza

31 menit lalu

Sejumlah pakaian bayi diletakkan di depan kantor luar negeri dalam aksi solidaritas terhadap warga Gaza, di London, Inggris, 29 Oktober 2024. REUTERS/Mina Kim
Mencari Keadilan atas Kejahatan Perang di Gaza, Pakar Hukum Internasional Gelar Pengadilan Gaza

Pengadilan Gaza dipimpin oleh Richard Falk, pakar hukum internasional terkemuka dan mantan pelapor khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina


Top 3 Dunia: Persaingan Trump-Harris hingga Hizbullah Terdesak

1 jam lalu

Penyanyi Beyonce dan calon presiden dari Partai Demokrat Wakil Presiden AS Kamala Harris saat mereka menghadiri kampanye Harris, di Houston, Texas, AS, 25 Oktober 2024. Kamala Harris menggunakan lagu 'Freedom' milik Beyonce dalam kampanye pertamanya sebagai calon presiden di Pilpres Amerika Serikat 2024. REUTERS/Marco Bello
Top 3 Dunia: Persaingan Trump-Harris hingga Hizbullah Terdesak

Berita Top 3 Dunia pada Senin 4 November 2024 diawali persaingan sengit Kamala Harris dan lawannya Donald Trump jelang pilpres AS


Tips Tidur Berkualitas yang Bisa Membantu Bakar Lemak Tubuh

1 jam lalu

Ilustrasi tidur siang. Pexels/Ketut Subiyanto
Tips Tidur Berkualitas yang Bisa Membantu Bakar Lemak Tubuh

Tak banyak orang yang tahu jika ternyata tidur berkualitas dapat membakar lemak.


Ini Alasan Pejabat Militer Israel Ingin Gencatan Senjata

3 jam lalu

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berbicara selama konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, Israel 18 Desember 2023. REUTERS/Violeta Santos Moura
Ini Alasan Pejabat Militer Israel Ingin Gencatan Senjata

Banyaknya korban jiwa dan prospek militer yang suram mendorong para pejabat militer minta Netanyahu pertimbangkan gencatan senjata.


Malaysia Dukung pengusiran Israel dari PBB

6 jam lalu

 Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan pernyataan upaya pengiriman bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina dalam sidang parlemen diikuti secara daring di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (16/10/2023). ANTARA/Virna P Setyorini/aa.
Malaysia Dukung pengusiran Israel dari PBB

Malaysia telah memulai Langkah untuk dukungan pengusiran Israel dari PBB dengan menyusun rancangan resolusi untuk Majelis Umum PBB.


Israel Resmi Beri Tahu PBB Soal Pemutusan Hubungan dengan UNRWA

10 jam lalu

Seorang anak laki-laki melihat di dekat klinik kesehatan milik Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNRWA), yang dihancurkan oleh buldoser Israel, setelah serangan Israel di Kamp Nour Shams, Tulkarm di Tepi Barat yang diduduki Israel, 31 Oktober 2024. REUTERS/Raneen Sawafta
Israel Resmi Beri Tahu PBB Soal Pemutusan Hubungan dengan UNRWA

Pemerintah Israel menyatakan telah secara resmi memberi tahu PBB tentang keputusannya untuk memutus hubungan dengan UNRWA


UNICEF: Lebih dari 50 Anak Palestina Tewas dalam Serangan Akhir Pekan di Gaza Utara

12 jam lalu

Warga Palestina terbaring di tempat tidur dan lantai di rumah sakit Kamal Adwan setelah pasukan Israel menarik diri dari rumah sakit, di Jabalia, di Jalur Gaza utara pada 26 Oktober 2024. REUTERS/Stringer
UNICEF: Lebih dari 50 Anak Palestina Tewas dalam Serangan Akhir Pekan di Gaza Utara

Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell mengutuk serangan mematikan Israel di Gaza dan menyerukan penyelidikan segera


WSJ: Balas Serangan Israel, Iran Mungkin Pakai Hulu Ledak lebih Kuat

13 jam lalu

Kepulan asap di atas pinggiran selatan Beirut setelah serangan Israel, terlihat dari Baabda, Lebanon, 22 Oktober 2024. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
WSJ: Balas Serangan Israel, Iran Mungkin Pakai Hulu Ledak lebih Kuat

WSJ melaporkan Iran kemungkinan akan menggunakan hulu ledak yang lebih kuat dalam serangan balasan terhadap Israel dibandingkan serangan sebelumnya


Janji Kamala Harris untuk Pemilih Arab-Muslim: Saya akan Akhiri perang di Gaza Jika Terpilih

13 jam lalu

Calon presiden dari Partai Demokrat sekaligus Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Jennifer Lopez menghadiri kampanye di Las Vegas Utara, Nevada, AS, 31 Oktober 2024. REUTERS/Evelyn Hockstein
Janji Kamala Harris untuk Pemilih Arab-Muslim: Saya akan Akhiri perang di Gaza Jika Terpilih

Kamala Harris pada Ahad berjanji akan melakukan apa pun untuk mengakhiri serangan Israel di Jalur Gaza, jika terpilih sebagai presiden Amerika Serikat


Presiden Iran Isyaratkan Militer Lebih Lunak Jika Israel Mau Gencatan Senjata

14 jam lalu

Bendera Israel dan Iran terlihat dalam ilustrasi ini yang diambil pada tanggal 24 April 2024. REUTERS/Dado Ruvic
Presiden Iran Isyaratkan Militer Lebih Lunak Jika Israel Mau Gencatan Senjata

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan repon militer Iran akan melunak jika Israel setujui gencatan senjata.