TEMPO.CO, Jakarta - Sapuan topan Yagi di Vietnam memakan korban jiwa dengan 46 dilaporkan tewas dan 22 orang hilang. Badan penanganan bencana Vietnam melaporkan sebagian besar korban tewas akibat tanah longsor dan banjir bandang yang dipicu oleh topan Yagi.
Topan Yagi tercatat sebagai angin topan tropis paling kuat di Asia pada tahun ini. Sebagian besar korban tewas berada di wilayah utara Vietnam. Sapuan topan Yagi pada Senin, 09 September 2024, juga merusak infrastruktur dan mengganggu operasional pabrik-pabrik.
Sebelumnya, sapuan topan Yagi pada Sabtu, 7 September 2024, di wilayah pantai utara Vietnam telah menyebabkan tanah longsor. Di sana banyak pabrik milik perusahaan domestik dan asing.
Pada Minggu, 8 September 2024, kekuatan topan Yagi sempat diturunkan, namun badan meteorologi memperingatkan pada Senin, 09 September 2024, kemungkinan masih ada ancaman banjir bandang dan tanah longsor.
Topan Yagi telah membuat jutaan rumah dan pabrik-pabrik tak mendapatkan aliran listrik. Banyak jalan raya tergenang air, sambungan komunikasi pun terhambat, ribuan pohon tumbang, menenggelamkan jembatan sehingga berdampak pada perekonomian.
Para pekerja di kawasan industri Haipong, Vietnam, pada Senin, 9 September 2024, menceritakan aliran listrik di area tersebut terputus dan mereka mencoba menyelamatkan peralatan penting di pabrik dari ancaman pohon tumbang setelah atap-atap dari seng beterbangan dan hujan lebat diperkirakan masih akan turun.
“Orang-orang keluar untuk mencari tempat aman,” kata Bruno Jaspaert. Kepala DEEP C zona industri Haipong, yang menaungi lebih dari 150 investor dan provinsi yang berbatasan dengannya Quang ninh.
Seorang saksi mata menceritakan pada Reuters dan sejumlah foto yang beredar memperlihatkan tembok-tembok sebuah pabrik LG dari Korea Selatan di Haipong, runtuh.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Mengakhiri Perang Gaza Jadi Prioritas HAM PBB
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini