TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Brigade Al Qassam Abu Ubaidah, Minggu, 8 September 2024, memuji operasi "heroik dan luar biasa" yang dilakukan oleh warga Yordania, Maher Al-Jazi di perlintasan perbatasan Karameh, dan menggambarkannya sebagai "salah satu pahlawan Operasi Banjir Al Aqsa."
Sebelumnya hari ini, Al-Jazi, yang bekerja sebagai supir truk, menembak dan membunuh tiga warga Israel di penyeberangan Allenby Bridge, yang dikenal di sisi Palestina sebagai Penyeberangan Perbatasan Karameh, antara Yordania dan Tepi Barat yang diduduki.
Media Israel melaporkan bahwa warga Israel yang terbunuh adalah petugas keamanan yang berada di bawah otoritas penyeberangan tersebut.
Al Jazi melakukan aksinya setelah memarkir truknya di perlintasan untuk pemeriksaan rutin sebelum melanjutkan perjalanan menuju Tepi Barat.
"Pistol pahlawan Yordania, dalam membela Al Aqsa dan rakyat Palestina, terbukti lebih efektif daripada tentara besar dan gudang senjata yang luas," lanjut Abu Ubaidah, mengisyaratkan negara-negara Arab yang telah mengkhianati Gaza, yang telah mengalami genosida Israel yang sedang berlangsung selama lebih dari 11 bulan.
Juru bicara tersebut lebih lanjut mencatat bahwa operasi tersebut "mencerminkan hati nurani umat dan [hasil] dari Banjir Al Aqsa, yang menandakan mimpi buruk yang menanti entitas Zionis di tangan para pahlawan umat."
"Dalam solidaritas, [pejuang Perlawanan] di Gaza melaksanakan Salat Gaib (salat tanpa kehadiran) untuk para syuhada, pahlawan dalam operasi ini, [saat] berada di pos-pos tempur, tempat penyergapan, dan garis depan mereka," kata Abu Ubaidah seperti dikutip Al Mayadeen.
Salat gaib adalah salat jenazah yang dilakukan untuk seorang Muslim yang telah meninggal dunia di tempat di mana tidak ada Muslim lain yang hadir untuk menunaikan salat jenazah.
Tanggapan yang Wajar
Faksi-faksi Perlawanan Palestina memuji operasi tersebut, menekankan bahwa operasi tersebut merupakan respons alamiah terhadap kejahatan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Sementara itu, Hamas mengatakan bahwa operasi tersebut mewakili penolakan dunia Arab yang lebih luas terhadap pendudukan Israel dan ambisi agresifnya di Palestina dan Yordania, dan menyerukan solidaritas dengan warga Palestina dan Perlawanan mereka, menggarisbawahi bahwa operasi tersebut untuk mempertahankan Al Quds dan Al Aqsa yang diduduki.
Jihad Islam Palestina (PIJ) menggambarkan operasi tersebut sebagai "ekspresi paling benar dari sentimen rakyat Yordania, serta umat Arab dan Islam.
"Operasi heroik ini, bersama dengan operasi-operasi lain yang serupa, adalah satu-satunya tanggapan yang dipahami oleh pemerintah Amerika, mitra entitas kriminal dalam perang genosida terhadap rakyat kami di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza," kata gerakan tersebut.
"Kami menyampaikan rasa hormat dan kekaguman kami yang paling dalam kepada pahlawan operasi Penyeberangan Karameh dan mendoakan belas kasihan atas jiwanya yang murni," kata PIJ.