TEMPO.CO, Jakarta - Australia akan memasukkan pertanyaan tentang orientasi seksual dan gender dalam sensusnya untuk pertama kali, setelah lebih dari seminggu terjadi kontroversi mengenai keputusan pemerintah Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah untuk mengecualikan pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers mengatakan pada Minggu bahwa sensus 2026 akan mencakup orientasi seksual dan gender, meskipun ia menolak merinci pertanyaannya dan mengatakan Biro Statistik Australia (ABS) akan merancangnya nanti.
“Kami telah mendengarkan komunitas LGBTIQ+ untuk memastikan bahwa kami dapat bekerja sama dengan ABS untuk mewujudkan perubahan yang sangat penting ini terkait sensus penduduk tahun 2026,” katanya.
“Kami mengatakan kepada masyarakat Australia dari komunitas LGBTIQ+: Anda berarti, Anda didengar, Anda akan diperhitungkan.”
Pertanyaannya bersifat opsional dan hanya ditanyakan kepada mereka yang berusia di atas 16 tahun.
Langkah ini membalikkan keputusan pada Agustus yang mengecualikan pertanyaan tentang identitas LGBTIQ+.
Wakil Perdana Menteri Richard Marles mengatakan pemerintah tidak ingin membuka perdebatan yang memecah belah.
Dia membantah adanya motif politik di balik keputusan tersebut di tengah laporan media bahwa pemerintah khawatir akan memicu kampanye bergaya perang budaya menjelang pemilu yang kemungkinan akan diadakan dalam waktu sembilan bulan.
Inggris menambahkan pertanyaan opsional tentang orientasi seksual pada sensus pada 2021 untuk pertama kalinya.
Pilihan Editor: Imam Gay Satu-Satunya di Australia Berupaya Dirikan Masjid Ramah LGBTI
REUTERS