TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus pada Jumat mengecam kematian anak-anak Palestina dalam serangan militer Israel di Gaza, dan menyebut pengeboman sekolah, atas tuduhan bahwa terdapat pejuang Hamas di lokasi itu sebagai tindakan “nista.”
“Tolong, ketika Anda melihat mayat anak-anak yang terbunuh, ketika Anda melihat bahwa, dengan anggapan bahwa ada beberapa gerilyawan di sana, sebuah sekolah dibom, ini sangat buruk,” kata Paus yang berusia 87 tahun itu. “Itu nista.”
Dalam penerbangan kembali ke Roma dari Singapura, Paus Fransiskus menyatakan keraguannya apakah Israel atau Hamas, yang kini berperang selama sebelas bulan, berupaya mengakhiri konflik tersebut. “Saya menyesal harus mengatakan ini,” kata Paus. “Tetapi menurut saya, mereka tidak mengambil langkah-langkah untuk mewujudkan perdamaian.”
Paus Fransiskus berbicara dalam konferensi pers dengan para jurnalis setelah tur 12 hari melintasi Asia Tenggara dan Oseania. Dia mengatakan dia berbicara melalui telepon dengan anggota paroki Katolik di Gaza “setiap hari” dan “mereka memberitahu saya hal-hal buruk, hal-hal sulit.”
Paus, yang mendukung seruan gencatan senjata dalam konflik tersebut dan pembebasan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas, mengatakan “terkadang menurut saya ini adalah perang yang keterlaluan.”
Serangan Israel ke Gaza dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober, ketika kelompok pejuang Palestina tersebut membunuh sekitar 1.139 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Serangan balas dendam Israel telah menghancurkan Jalur Gaza dan menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina dimana sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah tersebut.
Pilihan Editor: Paus Fransiskus Akhiri Perjalanan ke Asia Tenggara dan Oseania
AL ARABIYA