TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas mengutuk pembakaran salinan kitab suci umat Islam Al Quran oleh tentara Israel atau IDF. Mereka juga menghancurkan masjid di Jalur Gaza.
Hamas menyebut tindakan tentara Israel membakar Al Quran itu sebagai perilaku fasis yang penuh dengan kebencian dan kriminalitas. "Kami mengutuk keras tindakan tentara Zionis yang membakar salinan Al-Quran selama penyerbuan dan penodaan Masjid Bani Saleh di Gaza utara," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan di Telegram pada Sabtu lalu.
Mereka menambahkan: "Pembakaran Al-Quran, penodaan, penargetan, dan penghancuran masjid menegaskan sifat ekstremis entitas ini dan tentaranya, yang dipenuhi dengan kebencian dan kriminalitas, serta perilaku fasis mereka terhadap segala hal yang berkaitan dengan identitas dan kesucian bangsa."
Hamas menyerukan kepada negara-negara dan pemerintah Arab dan Islam untuk menyatakan kemarahan dan kecaman terhadap perilaku zionis. Hamas juga mendesak negara-negara Islam membela kesucian Islam dan Kristen di Palestina serta menghentikan genosida di Gaza.
Pada hari Minggu, Al Jazeera merilis gambar yang menunjukkan tentara Israel menyerbu Masjid Bani Saleh di Gaza utara dan membakar semua salinan Al-Quran di dalamnya. Menurut saluran tersebut, gambar-gambar itu juga menunjukkan penghancuran Masjid Agung di Khan Younis, salah satu masjid tertua di Gaza. Rekaman itu diperoleh dari kamera tentara Israel dan pesawat tak berawak.
Baca juga:
Selama serangan di Gaza, Israel telah menghancurkan 610 masjid secara keseluruhan dan 214 sebagian, dan menghancurkan tiga gereja. Menghancurkan atau menodai Al-Quran merupakan pelanggaran berat menurut Islam dan penghinaan terhadap umat Muslim.
Sejak Israel memulai operasinya melawan Gaza 10 bulan lalu, puluhan negara dan kelompok kemanusiaan internasional telah mengecam pengeboman rumah sakit, perumahan warga sipil, dan rumah ibadah. Semua tempat tersebut dilarang diserang berdasarkan aturan perang.
Israel terus melancarkan serangan terhadap Jalur Gaza menyusul serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera. Serangan itu telah mengakibatkan lebih dari 40.300 warga Palestina tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak.
ANADOLU
Pilihan editor: Janji-janji Kamala Harris Setelah Menjadi Calon Presiden AS, Pastikan Berada di Sisi Israel