TEMPO.CO, Jakarta - Junta militer Myanmar membantah kabar ketuanya Min Aung Hlaing telah ditahan oleh para jenderal tinggi dalam sebuah kudeta internal. Kabar itu disebut “propaganda” yang disebarkan “para pengkhianat” dengan tujuan mengganggu perdamaian dan stabilitas negara, kata junta dalam sebuah pernyataan pada Rabu, 14 Agustus 2024.
“Desas-desus palsu ini disebarkan melalui akun media sosial palsu dan outlet media yang merusak negara untuk mengganggu hukum dan ketertiban,” demikian bunyi pernyataan Junta militer, seperti dikutip oleh Myanmar Now.
Jenderal tertinggi junta, Min Aung Hlaing, telah menghadapi kritik publik dari para pendukung militer dalam beberapa pekan terakhir karena pasukan pemerintah kehilangan wilayahnya setelah direbut para kelompok bersenjata etnis minoritas yang berusaha menggulingkan junta.
Junta militer telah kesulitan menghadapi kelompok-kelompok pemberontak tersebut, tiga tahun setelah menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada Februari 2021.
Sejumlah akun media sosial pro-junta tampak menanggapi rumor ditahannya Min Aung Hlaing dengan berspekulasi bahwa ia mengundurkan diri secara sukarela karena masalah kesehatan, alih-alih disingkirkan melalui kudeta, menurut pantauan Myanmar Now yang berbasis di Yangon.
Rumor tersebut beredar menjelang kunjungan resmi Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi yang dijadwalkan tiba di Myanmar pada Rabu, 14 Agustus 2024, untuk melakukan pembicaraan dengan Min Aung Hlaing. Kunjungan tersebut bertujuan untuk “memperdalam kerja sama bilateral yang saling menguntungkan di berbagai bidang”, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina kemarin.
Cina merupakan sekutu utama dan pemasok senjata bagi junta Myanmar. Belakangan ini, di tengah bentrokan junta dengan kelompok-kelompok etnis minoritas, Cina telah mendesak semua pihak untuk menghentikan permusuhan serta memastikan dunia usaha dan warga negara Cina tidak dirugikan.
Dalam beberapa pekan terakhir, aliansi kelompok bersenjata etnis telah merebut wilayah dari junta di negara bagian Shan utara, yang berbatasan dengan provinsi Yunnan di Cina. Wilayah yang direbut termasuk komando militer timur laut di kota Lashio, negara bagian Shan, yang dihuni sekitar 150 ribu orang.
Perebutan komando regional tersebut terjadi untuk pertama kalinya oleh para penentang junta sejak kudeta militer, lantas memicu kritik publik dari para pendukung terhadap para jenderal tinggi. Min Aung Hlaing kemudian mengatakan aliansi tersebut menerima senjata, termasuk pesawat nirawak dan rudal jarak pendek, dari sumber “asing” yang tidak ia sebutkan identitasnya.
Pejabat tinggi Cina terakhir yang mengunjungi junta yang terisolasi adalah mantan menteri luar negeri Qin Gang, yang mengadakan pembicaraan dengan Min Aung Hlaing pada Mei 2023.
ARAB NEWS | MYANMAR NOW
Pilihan editor: Datangi Kedubes Cina, Warga Rempang: Kami Tetap Sejahtera Tanpa PSN Rempang Eco-City