TEMPO.CO, Jakarta - Iran menegaskan hanya kesepakatan gencatan senjata di Gaza—yang diharapkan dapat dicapai dalam perundingan minggu ini—yang akan menahan Teheran dari pembalasan langsung terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di wilayahnya. Hal ini diungkapkan tiga pejabat senior Iran pada Rabu 14 Agustus 2024.
Iran telah berjanji akan memberikan tanggapan keras terhadap pembunuhan Haniyeh, yang terjadi saat ia mengunjungi Teheran akhir bulan lalu dan Iran menyalahkan Israel. Israel tidak membenarkan atau menyangkal keterlibatannya.
Angkatan Laut Amerika Serikat telah mengerahkan kapal perang dan kapal selam ke Timur Tengah untuk meningkatkan pertahanan Israel.
Salah satu sumber, seorang pejabat senior keamanan Iran, mengatakan Iran— bersama sekutunya seperti Hizbullah—akan melancarkan serangan langsung jika perundingan di Gaza gagal atau negara tersebut menganggap Israel menunda perundingan.
Sumber tersebut tidak mengatakan berapa lama Iran akan membiarkan pembicaraan berlangsung sebelum memberikan tanggapan.
Dengan meningkatnya risiko perang Timur Tengah yang lebih luas setelah pembunuhan Haniyeh dan komandan Hizbullah Fuad Shukr, Iran telah terlibat dalam dialog intensif dengan negara-negara Barat dan Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir mengenai cara-cara untuk mengkalibrasi pembalasan, kata sumber tersebut, yang semuanya berbicara dengan syarat anonim karena sensitifnya masalah ini.
Dalam komentar yang dipublikasikan pada Selasa, duta besar AS untuk Turki mengonfirmasi bahwa Washington meminta sekutunya untuk membantu meyakinkan Iran agar mengurangi ketegangan.
Tiga sumber pemerintah regional menggambarkan pembicaraan dengan Teheran untuk menghindari eskalasi menjelang perundingan gencatan senjata Gaza, yang akan dimulai pada hari Kamis di Mesir atau Qatar.
“Kami berharap tanggapan kami akan tepat waktu dan dilaksanakan dengan cara yang tidak membahayakan potensi gencatan senjata,” kata misi Iran untuk PBB pada Jumat pekan lalu dalam sebuah pernyataan.
Kementerian luar negeri Iran pada Selasa mengatakan seruan untuk menahan diri “bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional.”
Kementerian luar negeri Iran dan Korps Garda Revolusinya tidak segera menanggapi pertanyaan mengenai berita ini. Kantor Perdana Menteri Israel dan Departemen Luar Negeri AS tidak menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut.
“Sesuatu bisa saja terjadi pada minggu ini oleh Iran dan proksinya… Itu adalah penilaian AS dan juga penilaian Israel,” kata juru bicara Gedung Putih John Kirby kepada wartawan pada Senin.
“Jika sesuatu benar-benar terjadi minggu ini, waktunya pasti akan berdampak pada perundingan yang ingin kami lakukan pada Kamis,” tambahnya.
Pada akhir pekan, Hamas meragukan apakah perundingan akan dilanjutkan. Israel dan Hamas telah mengadakan beberapa putaran perundingan dalam beberapa bulan terakhir tanpa menyetujui gencatan senjata akhir.
Di Israel, banyak pengamat percaya bahwa respons akan segera terjadi setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Iran akan "menghukum dengan keras" Israel atas serangan di Teheran.
“Kami memantau dengan cermat apa yang terjadi di Beirut dan Teheran, dan berupaya menggagalkan segala (kemungkinan) ancaman, sembari menyiapkan berbagai opsi serangan,” kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant saat berkunjung ke pangkalan intelijen di Israel Utara.
“Kami bertekad untuk memenuhi misi kami – kami harus memastikan kembalinya penduduk (wilayah utara Israel) dengan aman ke rumah mereka, setelah kami memastikan bahwa Hizbullah mundur ke utara Sungai Litani.”
Kebijakan regional Iran ditentukan oleh elit Garda Revolusi, yang hanya bertanggung jawab kepada Khamenei, otoritas tertinggi negara tersebut.
Presiden baru Iran yang relatif moderat, Masoud Pezeshkian, telah berulang kali menegaskan kembali sikap Iran yang anti-Israel dan dukungannya terhadap gerakan perlawanan di seluruh kawasan sejak menjabat bulan lalu.
Iran, kata dua sumber, sedang mempertimbangkan untuk mengirimkan perwakilannya ke perundingan gencatan senjata. Namun, mereka mengatakan perwakilan tersebut tidak akan menghadiri pertemuan tersebut secara langsung dan hanya akan terlibat dalam diskusi di belakang layar "untuk menjaga jalur komunikasi diplomatik" dengan Amerika Serikat saat perundingan dilanjutkan.
Misi Iran untuk PBB di New York mengatakan kepada Reuters bahwa Teheran tidak akan menghadirkan perwakilan di sela-sela perundingan gencatan senjata Gaza. Para pejabat di Washington, Qatar dan Mesir tidak segera menanggapi pertanyaan apakah Iran akan memainkan peran tidak langsung dalam pembicaraan tersebut.
Dua sumber senior yang dekat dengan Hizbullah Lebanon mengatakan Teheran akan memberikan kesempatan pada perundingan tersebut tetapi tidak akan menghentikan niatnya untuk membalas.
Gencatan senjata di Gaza akan memberikan perlindungan bagi Iran untuk memberikan respons “simbolis” yang lebih kecil, kata salah satu sumber.
Israel melancarkan serangannya ke Gaza setelah pejuang Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.139 orang, dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Sejak itu, hampir 40.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan Israel di Gaza, menurut kementerian kesehatan.
Iran belum secara terbuka mengindikasikan apa yang akan menjadi target respons terhadap pembunuhan Haniyeh.
Pada 13 April, dua minggu setelah dua jenderal Iran terbunuh dalam serangan terhadap kedutaan Teheran di Suriah, Iran melepaskan serangan ratusan drone, rudal jelajah, dan rudal balistik ke arah Israel, sehingga merusak dua pangkalan udara. Hampir semua senjata ditembak jatuh sebelum mencapai sasarannya.
“Iran ingin tanggapannya jauh lebih efektif dibandingkan serangan 13 April,” kata Farzin Nadimi, peneliti senior di Washington Institute for Near East policy.
Nadimi mengatakan respons seperti itu akan memerlukan "banyak persiapan dan koordinasi" terutama jika hal itu melibatkan jaringan kelompok bersenjata sekutu Iran yang menentang Israel dan Amerika Serikat di Timur Tengah, dengan Hizbullah sebagai anggota senior dari apa yang disebut "Poros Perlawanan", yang bersama dengan milisi Irak dan Houthi Yaman telah menyerang Israel sejak 7 Oktober.
Dua sumber Iran mengatakan Iran akan mendukung Hizbullah dan sekutu lainnya jika mereka melancarkan tanggapan mereka sendiri terhadap pembunuhan Haniyeh dan komandan militer utama Hizbullah, Fuad Shukr, yang tewas dalam serangan di Beirut sehari sebelum Haniyeh terbunuh di Teheran.
Sumber tersebut tidak merinci bentuk dukungan apa yang bisa diambil.
Pilihan Editor: Iran Tolak Seruan Barat untuk Menahan Diri Serang Israel
REUTERS