TEMPO.CO, Jakarta - Setelah kematian Ismail Haniyeh dalam pembunuhan di Teheran, Iran, pada 31 Juli 2024, Hamas mengatasi kekosongan kepemimpinan dengan mengangkat Yahya Sinwar.
Meskipun Yahya Sinwar kini dikenal sebagai pemimpin utama, beberapa tokoh kunci lainnya juga memainkan peranan penting dalam struktur dan strategi organisasi ini.
Berikut adalah profil para pemimpin utama Hamas yang kini memegang peranan penting dalam organisasi perlawanan Palestina terhadap agresi Israel tersebut.
Yahya Sinwar
Yahya Sinwar adalah pemimpin Hamas yang baru ditunjuk setelah pembunuhan Ismail Haniyeh. Lahir pada 29 Oktober 1962, Sinwar dikenal sebagai figur keras dan berpengaruh dalam Hamas.
Dikutip dari BBC, Sinwar adalah pendiri layanan keamanan internal Hamas, Majd, dan menjadi tokoh kunci dalam perencanaan serangan 7 Oktober yang menghancurkan Israel.
Sinwar juga bertanggung jawab dalam strategi pertempuran Hamas dan saat ini terlibat dalam perundingan gencatan senjata serta pertukaran tahanan dengan Israel. Meski kini berada dalam pelarian, Sinwar tetap menjadi salah satu target utama Israel.
Sinwar dikenal sebagai "penyembelih Khan Younis" dan memiliki reputasi kuat di kalangan Palestina sebagai pemimpin yang tidak kompromi.
Mohammed Deif
Mohammed Deif, adalah salah satu pemimpin terpenting Hamas. Ia dijuluki The Mastermind oleh Palestina dan "The Cat with Nine Lives" oleh Israel karena kemampuannya menghindari berbagai upaya pembunuhan yang dilakukan Israel.
Dia terlibat dalam perencanaan serangan besar-besaran dan pembangunan jaringan terowongan yang memungkinkan pejuang Hamas menyerang Israel. Deif juga dikenal sebagai perancang serangan bus yang menewaskan puluhan warga Israel pada 1996.
Meski Israel telah berusaha membunuhnya beberapa kali, Deif berhasil bertahan hidup meskipun kehilangan satu mata dan bagian tubuh lainnya.
Marwan Issa
Marwan Issa, wakil komandan utama Brigadir Izz al-Din al-Qassam, adalah salah satu pemimpin kunci dalam Hamas setelah kematian Haniyeh. Menurut Reuters, ia dikenal sebagai "The Shadow Man" dan merupakan tangan kanan Mohammed Deif.
Issa terlibat dalam perencanaan serangan terhadap Israel, termasuk serangan 7 Oktober. Meskipun ada laporan mengenai kematiannya dalam serangan udara Israel pada Maret 2024, statusnya masih belum dikonfirmasi secara resmi. Issa telah mengalami beberapa upaya pembunuhan dan terlibat dalam berbagai konflik dengan Israel sejak intifada pertama.
Khaled Meshaal
Khaled Meshaal adalah salah satu pendiri Hamas dan sebelumnya memimpin biro politik Hamas dari 2004 hingga 2017. Meshaal terkenal karena upaya pembunuhan yang dilakukan Mossad pada tahun 1997 di Yordania, di mana dia selamat setelah mendapatkan antidot dari Netanyahu.
Meshaal kini tinggal di Qatar dan diharapkan akan menjadi pemimpin utama Hamas menggantikan Haniyeh. Dia memiliki pengalaman luas dalam politik Hamas dan dikenal karena kepemimpinannya yang kuat dan pengaruhnya di tingkat internasional.
Mahmoud Zahar
Mahmoud Zahar, lahir pada 1945 di Gaza, adalah salah satu pemimpin paling berpengaruh dalam Hamas. Ia dikenal karena pandangannya yang keras terhadap Israel dan perannya sebagai menteri luar negeri Hamas setelah kemenangan pemilihan umum pada 2006.
Zahar selamat dari upaya pembunuhan Israel pada 2003, meski serangan tersebut mengakibatkan kematian anaknya. Zahar adalah seorang dokter yang beralih ke politik dan dikenal sebagai jenderal di kalangan teman dan musuhnya. Hingga saat ini, Zahar belum membuat pernyataan publik sejak 7 Oktober 2023.
Khalil al-Hayya
Khalil al-Hayya adalah wakil Sinwar dan baru-baru ini memimpin tim Hamas dalam pembicaraan gencatan senjata dengan Israel. Hayya selamat dari dua upaya pembunuhan langsung oleh Israel, salah satunya yang menghancurkan rumah keluarganya pada 2007 dan serangan lainnya pada 2014. Hayya adalah salah satu pemimpin utama yang terlibat dalam perundingan politik dan militer Hamas.
Mohammad Shabana
Mohammad Shabana, juga dikenal sebagai Abu Anas Shabana, adalah salah satu komandan militer senior Hamas yang bertanggung jawab atas batalyon di Rafah. Dia berperan penting dalam pengembangan jaringan terowongan yang digunakan untuk menyerang pasukan Israel. Shabana mengambil alih komando setelah serangan 2014 yang membunuh tiga komandan utama Hamas.
Rawhi Mushtaha
Rawhi Mushtaha adalah sekutu dekat Yahya Sinwar dan salah satu pendiri aparat keamanan Hamas. Setelah dibebaskan dari penjara Israel pada 2011, Mushtaha memainkan peran penting dalam koordinasi antara Hamas dan pejabat keamanan Mesir. Dia terlibat dalam berbagai masalah operasional termasuk pengelolaan perbatasan Rafah.
REUTERS | BBC | NPR
Pilihan editor: Ketika Yahya Sinwar Bersembunyi di Terowongan Ini Sosok Ujung Tombak Diplomasi Hamas