TEMPO.CO, Jakarta - Peraih Nobel Perdamaian dan ekonom Muhammad Yunus diambil sumpahnya sebagai kepala pemerintahan sementara Bangladesh pada Kamis malam. Ini setelah unjuk rasa yang dipimpin mahasiswa mendorong mantan perdana menteri Sheikh Hasina untuk mengundurkan diri dan melarikan diri ke India.
Tugas utama Yunus sekarang adalah memulihkan perdamaian di Bangladesh dan mempersiapkan pemilihan umum baru setelah berminggu-minggu kekerasan massa. Aktivis mahasiswa memimpin demonstrasi terhadap pemerintahan Hasina yang semakin otokratis selama 15 tahun.
Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin mengambil sumpah jabatan Yunus untuk perannya sebagai penasihat utama, yang setara dengan perdana menteri, di hadapan diplomat asing, anggota masyarakat sipil, pengusaha papan atas, dan anggota partai oposisi sebelumnya di istana presiden di Dhaka.
Tidak ada perwakilan dari partai Hasina yang hadir.
Enam belas orang lainnya telah dimasukkan dalam Kabinet sementara dengan anggota yang sebagian besar berasal dari masyarakat sipil dan termasuk dua pemimpin protes mahasiswa. Anggota Kabinet Yunus sebagai pemimpin sementara dipilih dalam diskusi minggu ini di antara para pemimpin mahasiswa, perwakilan masyarakat sipil, dan militer.
Hasina mengundurkan diri pada Senin setelah beberapa minggu yang kacau yang dimulai sejak Juli dengan protes terhadap sistem kuota untuk pekerjaan pemerintah yang menurut para kritikus lebih menguntungkan orang-orang yang memiliki hubungan dengan partai Hasina.
Namun, demonstrasi tersebut segera berkembang menjadi tantangan yang lebih besar bagi pemerintahan Hasina selama 15 tahun karena lebih dari 400 orang, termasuk mahasiswa dan anggota partai Hasina, tewas di tengah meningkatnya kekerasan.
Yunus, yang dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian 2006 atas karyanya mengembangkan pasar kredit mikro, berada di ibu kota Prancis untuk Olimpiade 2024 ketika ia dipilih untuk peran sementara. Ia kembali ke rumah pada Kamis pagi dengan keamanan ketat di bandara di Dhaka.
Dalam komentar pertamanya setelah kedatangannya, ia mengatakan dalam jumpa pers bahwa prioritasnya adalah memulihkan ketertiban. “Bangladesh adalah sebuah keluarga. Kita harus menyatukannya,” kata Yunus, diapit oleh para pemimpin mahasiswa. “Kemungkinannya sangat besar.”
Pada Rabu di Paris, Yunus menyerukan ketenangan dan diakhirinya semua kekerasan partisan.
Putra Hasina, Sajeeb Wazed Joy, yang bertindak sebagai penasihat ibunya, berjanji bahwa keluarganya dan partai Liga Awami akan terus terlibat dalam politik Bangladesh — sebuah pembalikan dari apa yang ia katakan sebelumnya minggu ini setelah Hasina mengundurkan diri pada Senin dan melarikan diri ke India.
Banyak pengamat melihat Joy sebagai penerus Hasina dalam budaya politik dinasti yang mendominasi politik negara Asia Selatan tersebut.
“Jika kita ingin membangun Bangladesh baru, hal itu tidak mungkin dilakukan tanpa Liga Awami,” katanya. “Liga Awami adalah partai tertua, demokratis, dan terbesar di Bangladesh."
Presiden telah membubarkan Parlemen pada Selasa, membuka jalan bagi pemerintahan sementara.
Pada Rabu, sebuah pengadilan di Dhaka membebaskan Yunus dalam kasus pelanggaran hukum ketenagakerjaan yang melibatkan perusahaan telekomunikasi yang ia dirikan, di mana ia dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman enam bulan penjara. Ia telah dibebaskan dengan jaminan dalam kasus tersebut.
Yunus telah lama menentang Hasina, yang telah menjulukinya sebagai "penghisap darah" yang diduga menggunakan kekerasan untuk memeras pembayaran pinjaman dari warga miskin pedesaan, terutama perempuan. Yunus membantah tuduhan tersebut.
Kekacauan di jalan-jalan Bangladesh berlanjut setelah Hasina mengundurkan diri pada Senin. Puluhan polisi tewas, yang mendorong polisi berhenti bekerja di seluruh negeri. Mereka mengancam tidak akan kembali kecuali keselamatan mereka terjamin. Penjarahan senjata api juga dilaporkan di media lokal.
Kerusuhan dimulai pada pertengahan Juli dengan protes atas sistem kuota, tetapi berkembang menjadi tantangan yang lebih luas atas pemerintahan yang ditandai oleh pelanggaran hak asasi manusia, korupsi, tuduhan kecurangan pemilu, dan tindakan keras brutal terhadap lawan-lawannya.
Sepanjang malam hingga Kamis, warga di seluruh Dhaka membawa tongkat, batang besi, dan senjata tajam untuk menjaga lingkungan mereka di tengah laporan perampokan. Masyarakat menggunakan pengeras suara di masjid untuk memberi tahu orang-orang bahwa perampokan sedang terjadi, dan polisi tidak bertugas.
Militer membagikan nomor hotline bagi orang-orang yang mencari bantuan.
Langkah cepat untuk memilih Yunus dilakukan ketika pengunduran diri Hasina menciptakan kekosongan kekuasaan dan membuat masa depan Bangladesh tidak jelas, yang memiliki sejarah pemerintahan militer, politik yang kacau, dan berbagai krisis.
Banyak yang khawatir bahwa kepergian Hasina dapat memicu lebih banyak ketidakstabilan di negara berpenduduk padat sekitar 170 juta orang itu, yang sudah menghadapi pengangguran tinggi, korupsi, dan hubungan strategis yang rumit dengan India, Cina, dan Amerika Serikat.
Hasina, 76 tahun, terpilih untuk masa jabatan keempat berturut-turut pada Januari, dalam pemilihan yang diboikot oleh lawan-lawan utamanya. Ribuan anggota oposisi dipenjara sebelum pemungutan suara, dan AS dan Inggris mengecam hasil tersebut sebagai tidak kredibel.
Piihan Editor: Jadi Target Amuk Massa di Bangladesh, Umat Hindu Berusaha Melarikan Diri ke India
FRANCE24