Momen Seismik
Beberapa rincian lain tentang pemerintahan yang direncanakan telah dirilis, termasuk peran militer.
Namun, warga Bangladesh menyuarakan harapan saat mereka bergabung dalam unjuk rasa di Dhaka pada Rabu untuk mantan oposisi Partai Nasional Bangladesh (BNP).
"Saya berharap bahwa pemerintahan nasional akan dibentuk dengan persetujuan semua orang dengan cara yang indah," kata Moynul Islam.
“Saya berharap negara ini dijalankan dengan baik, dan kepolisian direformasi sehingga mereka tidak dapat mengganggu orang.”
Hasina, 76 tahun, yang telah berkuasa sejak 2009, mengundurkan diri pada Senin ketika ratusan ribu orang membanjiri jalan-jalan Dhaka.
Massa yang gembira kemudian menyerbu dan menjarah istananya.
Peristiwa Senin adalah puncak dari kerusuhan selama lebih dari sebulan, yang dimulai sebagai protes terhadap rencana kuota pekerjaan pemerintah tetapi berubah menjadi gerakan anti-Hasina.
Hasina, yang dituduh melakukan kecurangan pemilu Januari dan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas, mengerahkan pasukan keamanan untuk meredakan protes.
Setidaknya 455 orang tewas dalam kerusuhan tersebut, berdasarkan data polisi, pejabat pemerintah, dan dokter rumah sakit.
“Protes tersebut merupakan momen seismik dalam sejarah Bangladesh,” kata analis International Crisis Group Thomas Kean.
“Negara ini benar-benar berisiko menjadi negara satu partai, dan melalui gerakan damai berbasis jalanan yang dipimpin oleh mahasiswa Gen Z berusia 20-an, mereka berhasil menggulingkannya dari kekuasaan.”
Langkah Militer
Peralihan kesetiaan militer merupakan faktor penentu dalam kejatuhannya. Sejak saat itu, militer menyetujui berbagai tuntutan lain dari para pemimpin mahasiswa.
Presiden membubarkan parlemen pada Selasa, tuntutan utama para mahasiswa dan BNP.
Kepala kepolisian, yang oleh para pengunjuk rasa disalahkan sebagai dalang penindakan keras Hasina, dipecat pada Selasa.
Kepala kepolisian yang baru, Mainul Islam, menyampaikan permintaan maaf pada Rabu atas perilaku petugas dan berjanji untuk melakukan “penyelidikan yang adil dan tidak memihak” atas pembunuhan “mahasiswa, masyarakat umum, dan polisi.”
Mantan perdana menteri dan ketua BNP Khaleda Zia, 78 tahun, juga dibebaskan dari tahanan rumah selama bertahun-tahun, sementara beberapa tahanan politik dibebaskan.
Militer telah menurunkan pangkat beberapa jenderal yang dianggap dekat dengan Hasina dan memecat Ziaul Ahsan, seorang komandan pasukan paramiliter Batalyon Aksi Cepat yang ditakuti.
Polisi mengatakan massa telah melancarkan serangan balas dendam terhadap para perwira dan sekutu Hasina, dan juga membebaskan lebih dari 500 narapidana dari sebuah penjara.
Para pengunjuk rasa menerobos masuk ke gedung parlemen dan membakar stasiun-stasiun TV. Yang lainnya menghancurkan patung ayah Hasina, Sheikh Mujibur Rahman, pahlawan kemerdekaan negara itu.
Namun, sejak Selasa, jalan-jalan di ibu kota sebagian besar damai.
Pilihan Editor: India Tarik Staf Non-essentials dari Misi Diplomatik di Bangladesh
REUTERS | AL ARABIYA