TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah manufaktur senjata dari Amerika Serikat ragu-ragu membuka bengkel (workshop) di Ukraina meskipun Pentagon membujuk mereka untuk melakukan hal tersebut. Kabar ini diwartakan Defense One pada Selasa, 6 Agustus 2024, berdasarkan sumber di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.
Pemerintah Ukraina telah memuji adanya kenaikan pasokan senjata buatan asing sebagai alternatif untuk suplai jangka panjang bantuan militer dari negara-negara Barat ke Ukraina. Manufaktur asal Jerman Rheinmetall telah menyuarakan sejumlah rencana ambisius untuk beroperasi di Ukraiana dan menjanjikan bukan hanya amunisi, tetapi juga kendaraan lapis baja dan tank-tank buat Ukraina.
Sedangkan sebagian besar manufaktur senjata khususnya dari Amerika Serikat telah berhati-hati untuk membuat janji-janji. Namun tidak berlaku bagi Northrop Grumman yang pada bulan lalu mengumumkan telah melakukan finalisasi sebuah kesepakatan memproduksi amunisi kaliber medium ke Ukraina. Bukan hanya itu, Northrop Grumman juga bersedia memberikan pelatihan dan peralatan militer. Hanya saja, mereka tak mau menempatkan tentara di medan tempur.
Sumber di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan mengucurkan investasi pada sebuah sektor manufaktur yang bisa dihancurkan Rusia dan permintaannya tidak akan berkesinambungan di masa depan, sama dengan tidak masuk akal bagi sebuah kasus bisnis. Sumber tersebut mengatakan pelaku bisnis bidang pertahanan Amerika Serikat sangat berfokus pada profit dan ingin pemerintah menjaga investasi bisnis mereka dari berbagai risiko.
"Dalam kontek bisnis apapun yang mereka coba lakukan, mungkin bisa dimulai dari bisnis perawatan, perbaikan dan bongkar-pasang tipe senjata tertentu, produksi suku cadang, jadi mulailah dari hal kecil sebelum Anda benar-benar melangkah lebih jauh," kata sumber tersebut.
Sebelumnya pada Mei 2024, Amerika Serikat mengumumkan pengiriman paket senjata dan peralatan baru ke Ukraina senilai US$ 275 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun. Menurut Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, bantuan ini untuk mengusir serangan Rusia di dekat Kharkiv. Paket tersebut berisi kemampuan yang sangat dibutuhkan termasuk amunisi untuk HIMARS, peluru artileri 155mm dan 105mm, rudal, sistem anti-lapis baja dan amunisi udara presisi.
Anggota parlemen Amerika Serikat meloloskan kesepakatan bantuan militer senilai US$ 61 miliar yang telah lama tertunda untuk Ukraina. Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi perselisihan di Kongres ketika pasukan Ukraina mengalami kemunduran di medan perang karena kekurangan amunisi dan pendanaan.
Sumber: RT.com
Pilihan editor: Media Israel Klaim Ismail Haniyeh Dibunuh Anggota Garda Revolusi Iran yang Direkrut Mossad
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini