Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Habiskan Masa Kanak-kanak di Kamp Pengungsi Al-Shti Jalur Gaza

image-gnews
Ekspresi Pemimpin tertinggi kelompok Hamas Palestina, Ismail Haniyeh saat diarak ketika berkunjung ke Lebanon, 6 September 2020. REUTERS/Aziz Taher
Ekspresi Pemimpin tertinggi kelompok Hamas Palestina, Ismail Haniyeh saat diarak ketika berkunjung ke Lebanon, 6 September 2020. REUTERS/Aziz Taher
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam serangan di ibu kota Iran, Teheran pada Rabu 31 Juli 2024. Korps Garda Revolusi Islam mengumumkan pada Rabu pagi bahwa Haniyeh dan salah satu pengawalnya tewas ketika kediaman mereka diserang di Teheran.

Pejabat Palestina tersebut berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan presiden terpilih Iran Masoud Pezeshkian.

Profil Ismail Haniyeh

Dilansir dari britannica.com, Ismail Haniyeh lahir sekitar 1962 di kamp pengungsi Al-Shti, Jalur Gaza. Ia merupakan salah satu tokoh paling menonjol dalam gerakan Islamis Palestina, Hamas. Haniyeh menghabiskan sebagian besar hidupnya di tengah kondisi keras dan ketidakpastian di Gaza yang menjadi rumah bagi ribuan pengungsi Palestina sejak 1948. 

Lahir dari orang tua Palestina yang terlantar dari desa mereka di dekat Ashqelon yang kini berada di wilayah Israel, Haniyeh tumbuh dengan kesadaran akan penderitaan rakyatnya dan komitmen untuk perjuangan mereka.

Masa kecil Haniyeh dihabiskan di kamp pengungsi yang tempat pendidikan dan kebutuhan dasarnya disediakan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). 

Seperti banyak anak pengungsi lainnya, Haniyeh menghadapi realitas hidup yang keras, tetapi ia berhasil mendapatkan pendidikan di sekolah-sekolah yang dikelola UNRWA. Pada 1981, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Islam Gaza, di mana ia mempelajari sastra Arab.

Di universitas, Haniyeh mulai terlibat aktif dalam politik mahasiswa. Ia memimpin asosiasi mahasiswa Islam yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin, yakni organisasi yang kelak menjadi dasar pendirian Hamas. 

Ketika Hamas terbentuk pada 1988 di tengah intifadah pertama, Haniyeh termasuk di antara para anggota mudanya yang berperan penting. Ia menjalin hubungan dekat dengan pemimpin spiritual Hamas, Sheikh Ahmed Yassin yang kemudian menjadi mentornya dan tokoh yang sangat berpengaruh dalam kehidupannya.

Keterlibatan Haniyeh dalam Hamas segera menarik perhatian otoritas Israel. Pada 1988, ia ditangkap dan dipenjara selama enam bulan karena partisipasinya dalam intifadah. Dua tahun kemudian, pada 1989, ia kembali ditangkap dan dipenjarakan selama beberapa tahun, hingga akhirnya dideportasi ke Lebanon Selatan pada 1992 bersama sekitar 400 Islamis lainnya. 

Haniyeh baru dapat kembali ke Gaza pada 1993, setelah perjanjian Oslo ditandatangani. Setelah kembali ke Gaza, Haniyeh diangkat sebagai dekan di Universitas Islam Gaza. Namun, perannya di dunia akademis segera digantikan oleh keterlibatannya yang semakin mendalam dalam kepemimpinan Hamas. 

Pada 1997, ia menjadi sekretaris pribadi Sheikh Ahmed Yassin dan menjadikannya salah satu tokoh penting dalam struktur kepemimpinan Hamas. Ketika Israel gagal dalam upaya pembunuhan terhadap Yassin pada 2003, Haniyeh juga menjadi salah satu target. Meskipun Yassin akhirnya dibunuh pada tahun yang sama, Haniyeh selamat dan terus memimpin Hamas.

Pada 2006, Hamas memutuskan untuk ikut serta dalam pemilihan legislatif Palestina dan Haniyeh memimpin daftar kandidat partai tersebut. Hasilnya, Hamas memenangkan mayoritas kursi di parlemen dan Haniyeh diangkat sebagai Perdana Menteri Otoritas Palestina (PA). 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, kemenangan ini memicu reaksi keras dari komunitas internasional, terutama dari Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa yang memandang Hamas sebagai organisasi teroris. Bantuan internasional untuk PA dibekukan, menyebabkan tekanan finansial yang signifikan pada pemerintahan Haniyeh.

Ketegangan antara Hamas dan Fatah, partai yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas, semakin pun memuncak, terutama setelah bentrokan bersenjata yang berulang kali terjadi antara kedua faksi tersebut. 

Pada Juni 2007, Abbas membubarkan pemerintahan Haniyeh dan mendirikan kabinet darurat yang pro-Fatah. Hasilnya, Hamas mengambil alih kendali penuh atas Jalur Gaza, sementara Tepi Barat tetap berada di bawah kendali PA yang dipimpin Fatah.

Setelah mengambil alih Gaza, Haniyeh memimpin pemerintahan de facto di wilayah tersebut dari 2007 hingga 2014. Meskipun Israel dan Mesir memberlakukan blokade yang ketat terhadap Gaza, Haniyeh dan Hamas berhasil mempertahankan kendali mereka, meskipun dengan biaya yang besar terhadap kondisi hidup penduduk Gaza.

Sebagai pemimpin biro politik Hamas, Haniyeh mulai memainkan peran yang lebih besar di panggung internasional. Pada Desember 2019, ia meninggalkan Gaza dan mulai tinggal di Turki dan Qatar yang memungkinkannya untuk mewakili Hamas di luar negeri. 

Ia menghadiri berbagai acara penting, termasuk pemakaman komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), Qassem Soleimani, yang tewas dalam serangan drone AS pada Januari 2020. Peran Haniyeh dalam Hamas dan hubungan internasionalnya terus berlanjut hingga tahun-tahun terakhir hidupnya. 

Selama Perang Israel-Hamas, Haniyeh memimpin delegasi Hamas dalam negosiasi yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir. Namun, pada April 2024, ia mengalami tragedi pribadi ketika tiga anaknya dan empat cucunya tewas dalam serangan udara Israel. Peristiwa ini terjadi di tengah upaya negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung.

Pada Mei 2024, Jaksa Penuntut Umum Mahkamah Pidana Internasional mengumumkan bahwa ia akan mencari surat perintah penangkapan untuk Haniyeh, Sinwar, dan komandan Hamas, Mohammed Deif, serta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Ismail Haniyeh terus melanjutkan aktivitasnya meskipun menghadapi tekanan yang semakin besar. Namun, pada Juli 2024, ia tewas dalam serangan saat  berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. 

MICHELLE GABRIELA  | PREES TV

Pilihan Editor: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Dimakamkan di Qatar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Israel Digoyang Isu Netanyahu akan Pecat Yoav Gallant

7 jam lalu

Foto Kombinasi Yoav Gallant dan Benjamin Netanyahu. REUTERS
Israel Digoyang Isu Netanyahu akan Pecat Yoav Gallant

Netanyahu dikabarkan akan memecat Yoav Gallant dari jabatan menteri pertahanan karena terus berbeda pendapat dengannya.


Militer Israel Akhirnya Mengaku Serangannya Kemungkinan Menewaskan Tiga Sandera

9 jam lalu

Orang-orang mengambil bagian dalam demonstrasi menentang pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menyerukan pembebasan sandera di Gaza, di tengah konflik Israel-Hamas, di Tel Aviv, Israel, 7 September 2024. REUTERS/Florion Goga
Militer Israel Akhirnya Mengaku Serangannya Kemungkinan Menewaskan Tiga Sandera

Setelah berbulan-bulan membantah, militer Israel mengatakan kemungkinan besar tiga tawanan tewas akibat serangan mereka.


Raja Abdullah II Tunjuk Teknokrat Lulusan Harvard sebagai PM Baru Yordania

14 jam lalu

Raja Yordania Abdullah II berpidato di depan Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis 15 Januari 2020. [REUTERS / Vincent Kessler]
Raja Abdullah II Tunjuk Teknokrat Lulusan Harvard sebagai PM Baru Yordania

Raja Abdullah II berpesan agar perdana menteri baru melakukan segalanya untuk membantu rakyat Palestina.


Profil Ryan Routh: Dari Pendukung Menjadi Musuh Donald Trump

15 jam lalu

Foto selfie Ryan W. Routh, seorang tersangka yang diidentifikasi oleh organisasi berita, saat FBI menyelidiki apa yang mereka katakan sebagai upaya pembunuhan di Florida terhadap kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan kandidat Presiden AS.  Presiden Donald Trump, dalam gambar ini diperoleh dari media sosial.  Media Sosial/melalui REUTERS
Profil Ryan Routh: Dari Pendukung Menjadi Musuh Donald Trump

Tersangka ditahan atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump yang merupakan pendukung setia Ukraina dan Palestina


Aktivis AS Bakar Diri Dekat Konsulat Israel, Protes Genosida di Gaza

18 jam lalu

Aaron Bushnell, prajurit Angkatan Udara AS membakar diri di luar Kedubes Israel di Washington DC.
Aktivis AS Bakar Diri Dekat Konsulat Israel, Protes Genosida di Gaza

Seorang aktivis AS bakar diri di depan Konsulat Israel di Boston, Amerika Serikat sebagai protes terhadap genosida di Gaza


Olimpiade Catur 2024 Babak ke-5: Tim Catur Putri Indonesia Tekuk Palestina, Tim Putra Harus Mengalah dari Georgia

19 jam lalu

Tim catur putri Indonesia di Olimpiade Catur 2024 yang berlangsung di Budapest, Hongaria, 10-23 September 2024. Foto dok: Patricia Claros Aquilar
Olimpiade Catur 2024 Babak ke-5: Tim Catur Putri Indonesia Tekuk Palestina, Tim Putra Harus Mengalah dari Georgia

Pada babak ke-5 Olimpiade Catur 2024 di Budapest Hungaria, tim catur putri Indonesia kalahkan Palestina, sehari sebelumnya tak bisa imbangi Iran.


Eks Jenderal Israel Tuding Netanyahu Manfaatkan Perang Gaza untuk Tutupi Kasus Korupsi

1 hari lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers di Yerusalem, 2 September 2024. (Ohad Zwigenberg/Pool via REUTERS)
Eks Jenderal Israel Tuding Netanyahu Manfaatkan Perang Gaza untuk Tutupi Kasus Korupsi

PM Israel Benjamin Netanyahu disebut sengaja membiarkan perang di Gaza berlarut-larut untuk menutupi kasus korupsi yang menyeret dirinya.


Top 3 Dunia: Profil Pangeran Jepang hingga Pemukim Israel Racuni Hewan Ternak

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Profil Pangeran Jepang hingga Pemukim Israel Racuni Hewan Ternak

Top 3 dunia adalah profil Pangeran Hisahito, penerus takhta Jepang hingga pemukim Israel racuni hewan ternak warga Palestina.


Houthi Yaman Hujani Israel dengan Rudal, Bunyi Sirine Meraung-raung

1 hari lalu

Asap dan api mengepul dari Pelabuhan Hodeidah usai serangan udara Israel di Yaman, 20 Juli 2024. Ledakan besar terjadi di Pelabuhan Hodeida, Yaman yang dikuasai Houthi. Houthi Media Centre/Handout via REUTERS
Houthi Yaman Hujani Israel dengan Rudal, Bunyi Sirine Meraung-raung

Kelompok Houthi Yaman menembakkan rudal ke wilayah Israel. Sirine tanda peringatan bahaya berbunyi kencang.


Olimpiade Catur 2024: Tim Catur Putra Indonesia Menahan Hungaria C, Tim Catur Putri Takluk dari Iran

1 hari lalu

Tim Catur Putra Indonesia saat melawan tim Grenada pada Olimpiade Catur 2024 di Budapest, Hungaria. Dok.Humas PB Percasi
Olimpiade Catur 2024: Tim Catur Putra Indonesia Menahan Hungaria C, Tim Catur Putri Takluk dari Iran

Olimpiade Catur 2024 di Budapest, Hungaria menyelesaikan babak ke-4. Tim catur putra Indonesia menahan Hungaria C, tim catur putri kalah dari Iran.