Banyak Motif
Operasi militer Israel telah menyebabkan banyak korban jiwa -berkisar antara 39.000 hingga 186.000 warga Palestina, terutama anak-anak dan perempuan. Ribuan orang lainnya diyakini terkubur di bawah reruntuhan, dengan sedikitnya 90.000 orang terluka, dan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi secara paksa. Sementara itu, para pengamat khawatir bahwa Israel akan melancarkan agresi besar-besaran terhadap Lebanon.
Dua dari tentara yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan bahwa mereka mungkin akan terpaksa kembali bertugas jika serangan drone, serangan udara, dan tembakan artileri yang terjadi hampir setiap hari antara Israel dan Libanon meningkat menjadi perang penuh.
Ketiga tentara tersebut menyebutkan motivasi yang berbeda atas keputusan mereka untuk tidak bertugas lagi di Gaza, mulai dari ketidakpuasan terhadap cara militer Israel melakukan perang hingga frustrasi terhadap keengganan pemerintah untuk menyepakati sebuah kesepakatan yang dapat mengakhiri pertempuran.
Ketika tentara cadangan ini yang berbicara secara terbuka tentang keengganan mereka untuk kembali berdinas mewakili minoritas, sebagian karena penolakan militer di Israel secara umum dianggap ilegal.
Bulan lalu, 41 tentara cadangan menandatangani sebuah surat terbuka yang menyatakan bahwa mereka tidak akan lagi bertugas dalam serangan militer ke kota Rafah di selatan Gaza.
"Setengah tahun di mana kami ikut serta dalam upaya perang telah membuktikan kepada kami bahwa aksi militer saja tidak akan membawa pulang para sandera. Setiap hari yang berlalu membahayakan nyawa para sandera dan tentara yang masih berada di Gaza, dan tidak memulihkan keamanan bagi mereka yang tinggal di Gaza dan perbatasan utara," tulis mereka.
'Semua yang dilakukan ini hanya menyebabkan lebih banyak kematian di pihak kami atau pihak Palestina'
Instruktur kewarganegaraan Tal Vardi, yang melatih operator tank cadangan di "Israel" utara selama masa tugasnya di militer, mengatakan, "Setiap orang yang berakal sehat dapat melihat bahwa kehadiran militer tidak membantu membawa para sandera kembali."
"Jadi, jika kita tidak membawa pulang para sandera, yang terjadi hanyalah menyebabkan lebih banyak kematian di pihak kita atau pihak Palestina... Saya tidak bisa membenarkan operasi militer ini lagi. Saya tidak mau menjadi bagian dari militer yang melakukan hal ini," tegasnya.
"Jika ada, beberapa operasi ini telah membahayakan para tawanan, dan tentara juga telah membunuh beberapa orang secara tidak sengaja," katanya, merujuk pada sebuah insiden Desember lalu ketika pasukan Israel menembak mati tiga tawanan di Gaza yang mendekati mereka sambil melambaikan bendera putih.
"Itu pasti akan terjadi," kata anggota cadangan Michael Ofer Ziv, yang menjelaskan bahwa insiden itu membangkitkan keyakinan kuat dalam dirinya bahwa setelah dia menyelesaikan tugas militernya di perbatasan Gaza, dia tidak akan kembali.