TEMPO.CO, Jakarta - Kapal perusak Angkatan Laut Kerajaan Inggris HMS Diamond telah bersandar di pangkalan Portsmouth, Inggris setelah misi lima bulan di Laut Merah dan Teluk Aden. Kelompok milisi Houthi di Yaman mengklaim telah menembak kapal itu dengan rudal balistik.
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, yang dikuasai Houthi, menyatakan bahwa pasukannya “telah berhasil” menembak HMS Diamond dengan beberapa rudal balistik pada Juni 2024 lalu. Menurut Al Mayadeen, serangan Houthi itu merupakan pembalasan atas pembantaian Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza dan perlawanan terhadap ketidakadilan serius yang dihadapi rakyat Palestina akibat invasi Israel.
Pemerintah Inggris menyanggah klaim itu. “Klaim ini tidak benar,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris. Sebaliknya, HMS Diamond telah menembak jatuh sembilan drone dan sebuah rudal Houthi – ancaman udara paling banyak yang dapat dinetralkan oleh kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris di Yaman.
Target kesepuluh dan terakhir itu merupakan momen penting. Menurut Angkatan Laut Inggris, belum pernah ada kapal, pesawat terbang, atau senjata Inggris lain yang meluncur secepat itu dan menghancurkan rudal Houthi di Teluk Aden.
Letnan Freddy Hamblin, Petugas Diamond di Watch 4, mengenang malam ketika Diamond menembak jatuh tujuh drone menggunakan rudal dan senjata canggih Sea Viper ketika kelompok tugas internasional di wilayah tersebut mulai bertindak. “Saya baru saja datang untuk berjaga setelah matahari terbenam ketika kami mengantisipasi serangan drone skala besar,” katanya dalam rilis Angkatan Laut Inggris pada 6 Juli 2024.
“Ketika unit Angkatan Laut Amerika Serikat mulai menyerang, langit bersinar dengan percikan oranye seperti kembang api. Saat Anda mengaktifkan Sea Viper, seluruh jembatan berguncang dan muncul kilatan cahaya serta suara mendesing keras, diikuti keheningan dan kegelapan,” kata Hamblin.
Operasi HMS Diamond ini melibatkan armada Angkatan Laut Amerika Serikat, seperti kapal induk USS Dwight D. Eisenhower, USS Gravely, USS Laboon, dan USS Mason. Secara bersama-sama mereka menjatuhkan delapan belas drone udara, dua rudal jelajah antikapal, dan satu rudal balistik antikapal.
HMS Diamond adalah kapal perusak yang dirancang khusus dengan sistem pertahanan udara Sea Viper. Ia dilengkapi dengan Sistem Peluncuran Vertikal Sylver A50 dengan 48 sel, yang memungkinkan peluncuran rudal secara vertikal untuk kebutuhan reaksi cepat. Sistem ini dirancang untuk menampung beragam sel hingga 48 rudal Aster 15 dan Aster 30.
Kapal itu menghabiskan lebih dari dua bulan di daerah dengan ancaman tinggi atau sedang di kawasan Laut Merah dan Teluk Aden. Helikopter Wildcat miliknya juga dapat melakukan serangan mendadak selama 200 jam.
Pilihan editor:
- Mengejutkan, Kubu Sayap Kiri Prancis Kalahkan Partai Sayap Kanan Marine Le Pen dalam Pemilu Putaran Kedua
- Houthi Beberkan Senjata Baru Canggihnya yang Bikin Keder Barat, dari Drone Laut hingga Rudal Balistik Hipersonik
- Houthi Rudal 153 Kapal Amerika Serikat, Inggris, dan Israel
- Houthi Klaim Kapal Induk Nuklir Amerika Serikat Eisenhower Rusak Diterjang Rudal, Pentagon Membantah
- Dihajar Rudal Balistik Houthi, Kapal Kargo Inggris Tenggelam dan Minyaknya Tumpah 29 Kilometer