Mengapa ketegangan meledak baru-baru ini?
Di bawah ketentuan Perjanjian Noumea, pemungutan suara dalam pemilihan provinsi dibatasi hanya untuk orang-orang yang telah tinggal di Kaledonia Baru sebelum 1998, dan anak-anak mereka.
Langkah ini bertujuan untuk memberikan perwakilan yang lebih besar kepada suku Kanak yang merupakan suku minoritas, namun Paris kemudian menganggapnya sebagai langkah yang tidak demokratis.
Para pemimpin lokal mengatakan bahwa reformasi baru tersebut, yang masih membutuhkan pemungutan suara gabungan akhir dari dua majelis parlemen di Versailles, akan melemahkan suara masyarakat adat Kanaka.
Macron telah mengatakan bahwa ia tidak akan mengadakan pemungutan suara sebelum akhir Juni untuk memungkinkan dialog, tetapi kerusuhan terus berlanjut.
Apa yang dikatakan warga setempat?
Macron akan bertemu dengan para pejabat terpilih dan perwakilan lokal untuk melakukan pembicaraan yang berfokus pada politik dan rekonstruksi.
Partai-partai pro-independen ingin Macron membatalkan reformasi pemilu, dan telah memperingatkan bahwa kunjungannya hanya akan mengobarkan ketegangan.
"Kami berharap jika dia pergi ke Kanaka, dia akan membuat pengumuman yang kuat bahwa dia menarik RUU pemilu ini," kata Jimmy Naon, dari Front Pembebasan Nasional Kanaka et Socialist (FLANKS) Kaledonia Baru, yang menggunakan nama asli pulau itu. "Tapi jika dia datang ke sini hanya sebagai provokasi - itu mungkin akan menjadi buruk."
Beberapa sekutu lokal Macron mendesaknya untuk menghentikan reformasi. Sonia Lagarde, wali kota ibu kota Kaledonia Baru, Noumea, yang berasal dari partai Renaisans Macron, menyatakan harapannya agar Macron menunda penandatanganan amandemen tersebut menjadi undang-undang untuk mempertahankan "kota yang sedang dikepung."
"Kita harus berhenti sejenak dan menenangkan diri. Banyak hal telah berjalan terlalu jauh," kata Lagarde kepada televisi France 2.
REUTERS
Pilihan Editor: Ali Khamenei Pimpin Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi Dihadiri Petinggi Hamas