TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menembak jatuh drone bersenjata Turki yang beroperasi di dekat pasukannya di Suriah, Kamis, 5 Oktober 2023, kata Pentagon. Ini merupakan pertama kalinya AS menembak jatuh pesawat milik sekutu NATO.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Turki mengatakan drone yang ditembak jatuh itu bukan milik angkatan bersenjata Turki, namun tidak menyebutkan milik siapa.
Badan Intelijen Nasional Turki melakukan serangan di Suriah terhadap sasaran militan Kurdi setelah serangan bom di Ankara akhir pekan lalu, kata sumber keamanan Turki pada Kamis.
Pada Kamis malam, serangan udara militer Turki menghancurkan 30 sasaran militan Kurdi di Suriah utara, termasuk sumur minyak, fasilitas penyimpanan dan tempat berlindung, dan “menetralisir” banyak militan, kata kementerian pertahanan Turki.
Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder mengatakan drone Turki terlihat melakukan serangan udara di Hasakah, Suriah, pada Kamis pagi sekitar 1 km dari pasukan AS. Beberapa jam kemudian sebuah pesawat tak berawak Turki datang dalam jarak kurang dari setengah kilometer dari pasukan AS dan dianggap sebagai ancaman sehingga ditembak jatuh oleh pesawat F-16.
“Kami tidak memiliki indikasi bahwa Turki sengaja menargetkan pasukan AS,” kata Ryder kepada wartawan.
Hasakah berada di timur laut Suriah dan Unit Perlindungan Rakyat (YPG) yang sebagian besar merupakan warga Kurdi adalah ujung tombak sekutu utama koalisi pimpinan AS melawan ISIS, yang juga disebut Daesh.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berbicara dengan Menteri Pertahanan Turki, sebuah pembicaraan yang menurut Ryder “bermanfaat.”
Kementerian Pertahanan Turki mengatakan di platform media sosial X bahwa menterinya Yasar Guler telah mengatakan kepada Austin bahwa "Turki siap untuk berperang bersama dengan AS melawan Daesh."
“Kedua Menteri menekankan pentingnya koordinasi yang erat antara elemen AS dan Turki dalam kegiatan yang dilakukan di kawasan,” katanya.
Hubungan Amerika-Turki berada dalam masa sulit, Amerika berharap Turki akan meratifikasi keanggotaan NATO untuk Swedia.
Meskipun Amerika Serikat belum pernah menembak jatuh pesawat Turki, ketegangan telah berkobar dan ada kemungkinan yang hampir terjadi. Pada tahun 2019, pasukan AS di Suriah utara mendapat serangan artileri dari posisi Turki.
Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Charles Q. Brown, berbicara dengan mitranya dari Turki dan membahas “perlunya mengikuti protokol dekonfliksi umum untuk memastikan keselamatan personel kami di Suriah,” kata militer AS dalam sebuah pernyataan.
Pasukan Kurdi Suriah yang bersekutu dengan AS mengatakan serangan Turki telah menewaskan delapan orang sejak serangan bom di Ankara oleh militan Kurdi.
Dukungan AS terhadap pasukan Kurdi di Suriah utara telah lama menimbulkan ketegangan dengan Turki, yang memandang mereka sebagai sayap Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang. Kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Minggu di Ankara dekat gedung-gedung pemerintah.
Pada hari Rabu, Turki mengatakan kedua penyerang tersebut berasal dari Suriah. Pemboman tersebut menewaskan kedua penyerang dan melukai dua petugas polisi. Pasukan Demokratik Suriah, pasukan pimpinan Kurdi yang didukung Amerika Serikat, membantah bahwa para pembom telah melewati wilayahnya.
Pada hari Kamis, seorang pejabat kementerian pertahanan Turki mengatakan operasi darat ke Suriah adalah salah satu opsi yang dapat dipertimbangkan Turki. Turki telah melakukan beberapa serangan sebelumnya ke Suriah utara terhadap kelompok YPG Kurdi Suriah.
“Satu-satunya tujuan kami adalah melenyapkan organisasi teroris yang menjadi ancaman bagi Turki. Operasi darat adalah salah satu opsi untuk menghilangkan ancaman ini, namun itu bukan satu-satunya pilihan bagi kami,” kata pejabat tersebut.
Pasukan keamanan di timur laut Suriah mengatakan Turki melancarkan serangkaian serangan pada hari Kamis dengan lebih dari 15 drone memasuki wilayah udara di kawasan itu dan mengenai sasaran termasuk infrastruktur dan stasiun gas dan minyak. Dalam sebuah pernyataan, pasukan keamanan mengatakan serangan Turki menewaskan enam anggota pasukan keamanan internal di timur laut Suriah, dan dua warga sipil dalam dua serangan terpisah.
Pada Kamis malam, militan Kurdi melancarkan serangan roket ke pangkalan militer Turki di Suriah utara, melukai lima petugas polisi dan tiga tentara, kantor berita swasta Turki DHA melaporkan.
Turki telah melipatgandakan operasinya yang menargetkan kelompok terlarang PKK, dengan melakukan serangan udara di Irak utara.
Para pejabat Turki mengatakan semua infrastruktur dan fasilitas energi di Irak dan Suriah yang dikendalikan oleh PKK, serta YPG, adalah sasaran militer yang sah.
“PKK dan YPG adalah organisasi teroris yang sama, mereka adalah target sah kami di mana pun. Turki melakukan operasi kapan pun dan di mana pun diperlukan, dan operasi ini akan dilanjutkan jika diperlukan lagi,” kata pejabat kementerian pertahanan.
Turki telah memperingatkan pasukan negara ketiga untuk menjauh dari tempat-tempat yang dikuasai PKK dan YPG.
“Kami menyerukan kepada semua pihak, sahabat dan sekutu kami khususnya, untuk menjauhi para teroris tersebut. Ini hanyalah pengingat. Terserah mereka untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan,” kata pejabat itu, tanpa menyebutkan nama negara mana pun.
REUTERS
Pilihan Editor Penyelenggara Kasino Terbesar MGM Resorts Diretas, Kerugian Rp1,5 T