TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perwira Angkatan Darat Amerika Serikat pada Senin mengumumkan bahwa ia mengundurkan diri sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.
Harrison Mann, perwira Badan Intelijen Pertahanan, mengatakan dalam surat pengunduran dirinya yang ia publikasikan di LinkedIn bahwa "dukungan tak terbatas" AS kepada Israel "memungkinkan dan memberdayakan pembunuhan dan kelaparan terhadap puluhan ribu warga Palestina yang tidak bersalah."
Mann merasa berkontribusi terhadap hal tersebut dan mengatakan, "Hal ini membuat saya malu dan bersalah."
"Dukungan tanpa syarat ini juga mendorong eskalasi secara sembrono yang berisiko menimbulkan perang lebih lebih luas," kata dia seperti dikutip Aljazeera pada Selasa 14 Mei 2024.
Mann telah mengajukan surat pengunduran diri secara internal sejak November. Melihat dukungan yang luar biasa kepadanya, Mann yang juga keturunan Yahudi, memutuskan mempublikasikan surat tersebut melalui LinkedIn.
Mann mengatakan dia bungkam tentang motif pengunduran dirinya selama berbulan-bulan karena takut.
"Saya takut. Takut melanggar norma profesional kita. Takut mengecewakan para pejabat yang saya hormati. Takut Anda merasa dikhianati. Saya yakin sebagian dari Anda akan merasa seperti itu saat membaca ini," tulis Mann dalam surat yang dibagikan kepada rekan-rekannya bulan lalu dan dipublikasikan di profil LinkedIn-nya pada Senin.
Seorang pejabat DIA mengonfirmasi kepada Reuters bahwa Mann bekerja di agensi tersebut.
Mann, yang berspesialisasi di Timur Tengah dan Afrika selama sekitar setengah dari 13 tahun karirnya dan sebelumnya bertugas di Kedutaan Besar AS di Tunis, mengatakan berencana untuk meninggalkan Angkatan Darat "pada suatu saat". Namun, serangan Israel ke Gaza menyebabkan dia mengajukan pengunduran dirinya pada November.
Seorang penerbang AS, Aaron Bushnell, tewas setelah membakar dirinya sendiri pada Februari di luar kedutaan Israel di Washington. Sementara personel militer AS lainnya juga melakukan protes.
Bulan lalu, Hala Rharrit, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, juga mengundurkan diri sebagai protes atas kebijakan pemerintahan Biden di Jalur Gaza.
Rharrit telah menjabat berbagai peran di Kemlu sejak 2005 dan menjadi juru bicara Timur Tengah dan Afrika Utara sejak Agustus 2022.
Dia adalah pejabat Kemlu ketiga yang mengundurkan diri secara terbuka sejak 7 Oktober, menyusul Annele Sheline, pejabat urusan luar negeri di Biro Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Perburuhan, yang mundur bulan lalu.
Kemudian Josh Paul, mantan direktur Biro Politik-Urusan Militer, secara terbuka mengumumkan pengunduran dirinya pada Oktober 19.
Israel melancarkan serangan militer di Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Lebih dari 35.000 warga Palestina terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 78.700 lainnya terluka akibat kehancuran massal di Gaza.
Lebih dari tujuh bulan sejak perang Israel meletus, sebagian besar wilayah Gaza hancur, memaksa 85 persen penduduk wilayah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan, demikian catatan PBB.
Tingginya angka kematian warga Gaza telah memicu protes pro-Palestina yang melanda kampus-kampus di seluruh Amerika Serikat.
Ini juga mendorong pemilih Partai Demokrat di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran utama untuk memilih “tidak berkomitmen”, menandakan ketidakbahagiaan mereka menjelang pemilihan presiden tahun ini.
Presiden Joe Biden, seorang pendukung setia Israel, menunda satu paket senjata, dalam perubahan kebijakan besar yang diumumkan minggu lalu, dan pemerintahannya mengatakan AS sedang meninjau paket senjata lainnya.
Pemerintahan Biden pada Jumat mengatakan penggunaan senjata yang dipasok AS oleh Israel mungkin telah melanggar hukum kemanusiaan internasional selama operasi militernya di Gaza, yang merupakan kritik terkuatnya terhadap Israel hingga saat ini.
Pengunduran diri Mann terjadi setelah jajak pendapat Gallup pada Maret 2024 menunjukkan bahwa banyak orang Amerika telah mengubah pandangan mereka tentang perang sejak November. Pada November 2023, 50 persen mendukung aksi militer Israel, dan pada Maret, hanya 36 persen yang mendukungnya.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang telah memerintahkan Tel Aviv untuk memastikan bahwa pasukannya tidak melakukan pembantaian massal itu dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Pilihan Editor: Warga Israel Blokir Bantuan Makanan untuk Warga Gaza, Isinya Dirusak
ALJAZEERA | REUTERS | ANADOLU