Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

image-gnews
Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel saat mengunjungi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin, 13 Mei 2024. Kunjungan tersebut untuk bersilaturahmi serta wawancara khusus tentang Undang-undang Imigrasi Terampil/ Skilled Immigration Act (FEG).  TEMPO/ Febri Angga Palguna
Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel saat mengunjungi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin, 13 Mei 2024. Kunjungan tersebut untuk bersilaturahmi serta wawancara khusus tentang Undang-undang Imigrasi Terampil/ Skilled Immigration Act (FEG). TEMPO/ Febri Angga Palguna
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jerman sedang mempermudah proses mencari pekerjaan bagi warga di luar Uni Eropa (UE) dengan menerapkan Undang-Undang Imigrasi Terampil atau Fachkräfteeinwanderungsgesetz (FEG). Beberapa ketentuan baru dalam UU tersebut telah diterapkan secara bertahap mulai November 2023.

Berlin mengatakan penerapan UU tersebut merupakan upaya mengatasi masalah kekurangan pekerja terampil. Kebutuhan pekerja diprediksi akan semakin meningkat pada 2030, ketika generasi baby boomer – lahir antara 1946 hingga 1964 saat ledakan angka kelahiran pada pertengahan abad ke-20 – memasuki masa pensiun. Kementerian Dalam Negeri Jerman mengatakan pemanfaatan tenaga kerja di luar UE dilakukan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, stabilitas ekonomi dan sistem asuransi sosial yang dimiliki Jerman saat ini.

Dengan peraturan terbaru ini, pemerintah Jerman ingin mengakhiri sistem yang mengutamakan lulusan dibandingkan pekerja terampil tanpa gelar pendidikan tinggi. Berdasarkan UU tersebut, para migran yang memiliki kualifikasi kejuruan yang diakui dan kontrak kerja yang sah dapat bekerja di Jerman tanpa perlu menguji ketersediaan pekerja lokal terlebih dahulu.

Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel menjelaskan kebijakan baru ini dan situasi pasar kerja di Jerman dalam wawancara dengan Tempo pada Senin, 13 Mei 2024. Berikut wawancaranya.  

Bisa dijeaskan detail mengenai Undang-Undang Imigrasi Terampil?
Kami memiliki demografi yang unik di Jerman. Generasi baby boomer yang lahir pada tahun 60-an akan segera pensiun dan generasi muda akan menggantikan posisi mereka. Pemerintah sudah memikirkan bagaimana kita bisa mengatasinya. 

Di satu sisi, kami akan mencoba mendorong semua orang yang sudah berada di Jerman untuk bergabung dengan angkatan kerja. Begitu banyak dari mereka yang bekerja paruh waktu setelah menjadi ibu, jadi kami mencoba mendorong mereka untuk bekerja lebih lama. Namun, bagian kedua dan yang lebih penting adalah mendorong orang-orang terampil dari luar negeri di luar UE untuk bergabung dengan tenaga kerja Jerman.

Apa saja aturan baru dalam UU ini?
Ada cukup banyak. Dahulu, untuk mendapatkan pekerjaan di Jerman dan memperoleh visa, seseorang harus memiliki kontrak kerja; kini hal itu tidak lagi diperlukan. Orang bisa mendapatkan visa hanya dengan mencari pekerjaan. Tentu saja ada beberapa persyaratan yang menyertainya.

Bahkan sebelum UU baru ini, terdapat Kartu Biru UE bagi orang-orang dari luar UE yang menyandang gelar akademis dalam profesi tertentu, yang sangat penting untuk “mempercepat” visa mereka ke UE. Sekarang, daftar profesi tersebut diperluas hingga mencakup lebih banyak pekerjaan. Saat ini, untuk pertama kalinya, kami juga memudahkan orang-orang yang memiliki kualifikasi vokasi untuk mencari pekerjaaan. Kalau ada yang datang sebagai pembuat roti, misalnya dari Indonesia, maka mereka harus menyerahkan semua sertifikatnya dan kemudian pihak berwenang di Jerman akan memeriksanya.

Sebelumnya, seseorang harus menunggu hingga seluruh proses selesai, yang akan memakan waktu sekitar satu tahun. Kini masyarakat juga bisa berangkat meski kualifikasinya belum 100 persen sesuai kebutuhan, jika mereka siap untuk mengejar ketinggalan dan mengambil kelas tambahan. Bahkan mereka bisa meluangkan waktu sambil menunggu proses di Jerman.

Apakah imigran yang datang untuk bekerja di Jerman dapat membawa anggota keluarga?
Tergantung apakah mereka ingin memanfaatkan visa untuk mencari pekerjaan. Itu hanya untuk pencari kerja itu sendiri, karena kami belum mengetahui apakah pencarian kerja tersebut akan berhasil. 

Tapi kalau ada yang sudah dapat pekerjaan, maka orang itu bisa membawa keluarganya. Hal ini sebenarnya bisa dilakukan sebelum adanya peraturan baru. Dan biasanya kami juga mengaturnya sedemikian rupa sehingga semua anggota keluarga menerima visa mereka pada waktu bersamaan dan mereka semua bisa pergi bersama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagaimana UU ini dapat menguntungkan Jerman dan negara-negara di luar UE?
Kami memiliki program yang disebut Triple Win bersama Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan GIZ, di mana kami mengirim perawat terlatih ke Jerman. 

Kami sebut triple win. Artinya, Jerman menang karena mendapat tenaga kerja terampil. Perawat menang karena mereka mendapatkan pengalaman yang menarik untuk meningkatkan kualifikasi mereka. Dan Indonesia menang karena suatu saat, sebagian besar dari para perawat akan pulang dan membagikan apa yang telah mereka pelajari. Jadi, menurut kami ini adalah hal yang bagus.

Berapa banyak WNI yang bekerja di Jerman setiap tahunnya?
Sebenarnya sulit untuk mengetahuinya. Kami tahu bahwa kami telah memberikan visa yang berhubungan dengan pekerjaan bagi sekitar 4 ribu WNI, namun tidak mencakup semua WNI yang datang ke Jerman untuk bekerja. Ada beberapa yang tinggal di Singapura, Abu Dhabi atau negara lain. Mereka mengajukan visa dari sana, dan itu belum tentu masuk statistik kami.

Jadi kami belum tahu persisnya, tapi yang kami tahu sekitar 4 ribu yang datang lewat kami. Dan trennya meningkat. Ini adalah angka dari perkiraan tahun lalu.

Apakah lulusan perguruan tinggi di Jerman kesulitan mencari kerja?
Jadi jika seseorang mempelajari sesuatu yang sangat langka namun permintaannya tidak begitu banyak, mungkin sulit. Tetapi jika permintaan pasarnya ada, maka saat ini karena kita kekurangan tenaga kerja terampil, menurut saya prospeknya lumayan bagus. 

Menurut saya, untuk sebagian besar spesialisasi akademis, peluangnya cukup bagus. Tentunya juga ada inovasi dalam UU terbaru bahwa orang yang lulus dari perguruan tinggi bisa mendapatkan izin tinggal khusus hingga enam bulan untuk mencari pekerjaan di Jerman. Jadi jika mereka tidak menemukan sesuatu yang tepat saat lulus, tidak masalah.

Apakah Jerman ramah terhadap imigran dari negara-negara non-Eropa?
Sepertinya iya. Mungkin dulunya tidak selalu demikian. Pada 2022 ada sebuah penelitian yang mengatakan jumlah orang yang datang ke Jerman untuk bekerja meningkat lebih dari tiga kali lipat hanya dalam sepuluh tahun, karena kami menjadi lebih ramah.

Apakah imigran yang datang dari luar Eropa akan menghadapi prasangka dari warga negara Jerman?
Tergantung pada wilayahnya. Saya pikir prasangka itu selalu ada di antara kelompok masyarakat yang kurang mendapat informasi. Namun sebagian besar orang semakin memahami bahwa kami benar-benar menghadapi masalah kekurangan tenaga kerja, bahwa hal ini sebenarnya menghambat pertumbuhan ekonomi kami, dan bahwa kami membutuhkan setiap orang pintar yang dapat membantu mengatasi kekurangan ini. 

Pilihan editor: PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menteri Investasi Klaim Untung Produksi Petrokimia PT Lotte Bisa Capai US$ 2 Miliar Per Tahun

1 hari lalu

Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani tiba di kawasan industri petrokimia hilir atau LOTTE Chemical Indonesia New Ethylene Project (LINE Project) yang dibangun PT Lotte Chemical Indonesia di Kota Cilegon, Banten, Rabu, 11 September 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Menteri Investasi Klaim Untung Produksi Petrokimia PT Lotte Bisa Capai US$ 2 Miliar Per Tahun

Menteri Investasi sebut pembangunan proyek kawasan industri petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia di Banten bisa menyerap 13 ribu tenaga kerja


Deklarasi Serikat Pekerja Tenaga Medis dan Kesehatan: Masih Ada Kontrak Kerja Tidak Jelas

4 hari lalu

Suasana deklarasi Serikat Pekerja Tenaga Medis dan Kesehatan Indonesia di Gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 8 September 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Deklarasi Serikat Pekerja Tenaga Medis dan Kesehatan: Masih Ada Kontrak Kerja Tidak Jelas

Masalah yang dihadapi tenaga medis di antaranya kontrak kerja yang tidak jelas.


Butuh Banyak Tenaga Kerja, PT INKA Banyuwangi Beroperasi Penuh 2025

4 hari lalu

Pengiriman kereta PT INKA oleh VTP Logistik
Butuh Banyak Tenaga Kerja, PT INKA Banyuwangi Beroperasi Penuh 2025

Pabrik kereta api PT INKA (Persero) Banyuwangi ditargetkan beroperasi penuh pada 2025. Akan membutuhkan banyak tenaga kerja.


Gaji ASN Naik Tahun Depan untuk Produktivitas Birokrasi, Gaji Pekerja Dipotong Buat...

5 hari lalu

Ilustrasi pekerja
Gaji ASN Naik Tahun Depan untuk Produktivitas Birokrasi, Gaji Pekerja Dipotong Buat...

Kenaikan gaji ASN, anggota TNI, Polri, serta pensiunan direncanakan oleh pemerintah pada tahun 2025.


Investasi Tak Sebanding Serapan Tenaga Kerja, Apindo: Lebih Banyak Padat Modal

5 hari lalu

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani, Wakil Ketua Umum Apindo Sanny Iskandar, Wakil Ketua Umum Apindo Eddy Hussy, Sekretaris Umum Apindo Aloysius Budi Santoso, Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Bob Azam, dan Ketua Bidang Industri Manufaktur Apindo Bobby Gafur Umar dalam konferensi pers di Mentara Astra, Jakarta Selatan pada Rabu, 11 Oktober 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Investasi Tak Sebanding Serapan Tenaga Kerja, Apindo: Lebih Banyak Padat Modal

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bob Azam, mengatakan laju investasi tak sebanding dengan penyerapan tenaga kerja. Mengapa?


Duta Besar Australia untuk Indonesia Kunjungan Kerja ke Makassar

5 hari lalu

Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams kunjungan kerja ke Makassar pada 5-6 September 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Duta Besar Australia untuk Indonesia Kunjungan Kerja ke Makassar

Duta Besar Australia untuk Indonesia ke Makassar sebagai bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Australia-Indonesia,


OJK Sebut Batas Gaji Pekerja Program Pensiun Tambahan Masih Tunggu PP

6 hari lalu

Pekerja menjahit tas di pabrik pembuat perlengkapan luar ruang, Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Prima Mulia
OJK Sebut Batas Gaji Pekerja Program Pensiun Tambahan Masih Tunggu PP

OJK menyebut pengaturan batas gaji pekerja yang akan dikenakan program pensiun tambahan masih menunggu peraturan pemerintah.


Yordania: Setiap Upaya Israel Usir Warga Palestina ke Wilayah Kami adalah Deklarasi Perang

6 hari lalu

Seorang warga berdiri di dekat kendaraan yang hancur akibat serangan pemukim Israel di desa Jeit, dekat Qalqilya di Tepi Barat yang diduduki Israel 16 Agustus 2024. REUTERS/Raneen Sawafta
Yordania: Setiap Upaya Israel Usir Warga Palestina ke Wilayah Kami adalah Deklarasi Perang

Yordania menyiapkan berkas hukum mengenai serangan Israel ke tempat-tempat suci di wilayah pendudukan Yerusalem


Pekerja Gen Z Diklaim Lebih Sering Izin Sakit Dibanding Generasi Sebelumnya

7 hari lalu

Ilustrasi surat keterangan sakit / sehat dari dokter. Nieuwsblad.be
Pekerja Gen Z Diklaim Lebih Sering Izin Sakit Dibanding Generasi Sebelumnya

Dibanding generasi sebelumnya, pekerja Gen Z disebut lebih sering meminta izin sakit dan tak masuk kerja. Pakar sebut alasannya.


Volkswagen Tutup Pabrik di Jerman, Apa yang Terjadi?

7 hari lalu

Sebuah kendaraan melaju di dekat lokasi Baunatal Volkswagen di Baunatal, Jerman, 4 September 2024. REUTERS/Timm Reichert
Volkswagen Tutup Pabrik di Jerman, Apa yang Terjadi?

Ini adalah penutupan pabrik pertama oleh Volkswagen dalam kurun waktu 87 tahun.