TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan diamankan Kepolisian Lahore di kota timur Lahore pada Sabtu, 5 Agustus 2023. Penangkapan dilakukan setelah pengadilan menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara kepada Imran karena . Kepala Polisi Lahore Bilal Siddique Kamiana membenarkan penangkapan tersebut dan mengatakan politisi itu dipindahkan ke ibu kota, Islamabad.
“Polisi telah menangkap Imran Khan dari kediamannya,” kata pengacara Khan Intezar Panjotha kepada Reuters. “Kami mengajukan petisi terhadap keputusan di pengadilan tinggi.”
Profil Imran Khan
Imran Khan lahir pada 1952, ia adalah putra seorang insinyur sipil. Dia tumbuh dengan empat saudara perempuan dalam keluarga Pashtun perkotaan yang makmur di Lahore, kota terbesar kedua di Pakistan. Imran merupakan lulusan Universitas Oxford dengan gelar di bidang Filsafat, Politik dan Ekonomi. Saat karier kriketnya berkembang, dia juga terkenal sebagai playboy di London pada akhir 1970-an.
Imran mulai terjun ke dunia olahraga kriket saat berusia 16 tahun. Selama tinggal di Inggris, Imran Khan mendalami olahraga kriket dengan bermain kriket county dan mewakili Pakistan di ajang kriket internasional. Imran Khan ikut serta dalam lima Piala Dunia pada tahun 1975, 1979, 1983, 1987 dan 1992. Namanya kian populer saat berhasil menjadi kapten kriket pertama sekaligus satu-satunya atlet dari Pakistan yang menjuarai Piala Dunia Kriket pada 1992.
Pada 1995, dia menikahi Jemima Goldsmith, putri seorang taipan bisnis James Goldsmith. Pasangan iru memiliki dua putra namun bercerai pada 2004. Pernikahan keduanya dengan jurnalis TV Reham Nayyar Khan, juga berakhir dengan perceraian. Pernikahan ketiganya dengan Bushra Bibi, seorang pemimpin spiritual yang dikenal Khan selama kunjungannya ke kuil abad ke-13 di Pakistan.
Melansir aa.com.tr, setelah pensiun dari dunia kriket, Imran Khan mencemplung ke dunia politik. Imran Khan kemudian mendirikan partai politik bernama Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) atau Gerakan Keadilan Pakistan pada 1996. Pada awal pembentukannya, PTI gagal memenangkan kursi di Majelis Nasional. Pada pemilihan 2002, PTI sedikit bernasib lebih baik memenangi satu kursi yang diisi oleh Imran Khan. Itu adalah satu-satunya kemenangan selama 17 tahun terakhir.
Imran dikenal sebagai kritikus aktif perihal korupsi yang diduga dilakukan oleh Pemerintah Pakistan. Pada 2011, kampanyenya menarik kerumunan besar anak muda Pakistan yang kecewa dengan korupsi endemik, kekurangan listrik yang kronis, dan krisis dalam pendidikan serta pengangguran. Dia mendapat dukungan yang lebih besar di tahun-tahun berikutnya. Ekspatriat Pakistan, musisi pop serta aktor juga bergabung dalam kampanye itu.
Dia maju di Pemilu 2018. Kepada para pendukungnya, Imran menjanjikan akan mengubah Pakistan dari sebuah negara dengan sekelompok kecil orang kaya dan lautan orang miskin, menjadi contoh untuk sistem yang manusiawi, sistem yang adil, dan negara Islami yang sejahtera. Dia menang dalam pemilu dan menandai kenaikan langka oleh seorang pahlawan olahraga ke puncak politik.
Pada 18 Juli 2018, Imran Khan terpilih menjadi Perdana Menteri Pakistan. Begitu berkuasa, Khan memulai rencananya membangun negara “kesejahteraan”. Dia meniru apa yang disebutnya sebagai sistem ideal di dunia Islam sekitar 14 abad sebelumnya. Namun semangat antikorupsinya dikritik habis-habisan sebagai alat untuk menjegal lawan politik. Banyak lawan politik Khan dipenjara atas tuduhan korupsi.
Dia mengamankan dirinya di lingkungan para jenderal. Perwira militer, pensiunan maupun yang masih berdinas, ditempatkan untuk memimpin lebih dari selusin institusi sipil. Namun para pengamat memperingatkan bahwa musuh terbesarnya adalah retorikanya sendiri, yang telah meningkatkan harapan para pendukung setinggi langit. Benar saja, dia digulingkan pada 2022 menyusul hilangnya mosi percaya di parlemen. Dukungan untuknya runtuh akibat krisis ekonomi mendera Pakistan.
Pada Mei lalu, bekas Perdana Menteri Pakistan Imran Khan ditahan oleh Badan Pengawas Anti-gratifikasi. Ia ditahan di Pengadilan Tinggi Islamabad pada Selasa, 9 Mei 2023. Kasus gratifikasi yang dituduhkan terhadap Imran Khan itu adalah salah satu dari lebih 100 kasus yang terdaftar untuk melawannya sejak ia dilengserkan dari kekuasaan April tahun lalu.
Terbaru, polisi menangkap Imran Khan di kota timur Lahore pada Sabtu, 5 Agustus 2023, kata pengacaranya, setelah pengadilan menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara karena menjual hadiah negara secara ilegal. Media Pakistan dan seorang saksi Reuters menggambarkan polisi mengepung kediaman Khan di Lahore pada Sabtu setelah vonis dirilis.
Hukuman tersebut berkaitan dengan penyelidikan yang dilakukan oleh komisi pemilihan, yang menemukan Imran Khan dianggap bersalah karena menjual hadiah negara secara tidak sah selama masa jabatannya sebagai perdana menteri dari 2018 hingga 2022. Dia dituduh menyalahgunakan jabatan perdana menteri untuk membeli dan menjual hadiah milik negara yang diterima selama kunjungan ke luar negeri dan bernilai lebih dari 140 juta rupee Pakistan (sekitar Rp 7,4 miliar).
HENDRIK KHOIRUL MUHID | REUTERS | TIM TEMPO.CO
Pilihan Editor: Pengacara Imran Khan: Ditangkap di Sel yang Kecil dan Jorok