TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan ditahan di sel penjara kecil dan kotor, kata salah satu pengacaranya pada Senin, 7 Agustus 2023, setelah diberi akses ke mantan bintang kriket di penjara saat dia bersiap untuk mengajukan banding atas dakwaan gratifikasi.
Khan, 70, telah berada di jantung kekacauan politik sejak dia digulingkan sebagai perdana menteri dalam mosi tidak percaya tahun lalu, meningkatkan kekhawatiran tentang stabilitas di negara bersenjata nuklir saat bergulat dengan krisis ekonomi.
Polisi menangkap Khan dari rumahnya di kota Lahore pada Sabtu dan memindahkannya ke penjara di distrik Attock, dekat ibu kota Islamabad, di mana pengadilan memvonisnya atas tuduhan korupsi yang muncul dari penjualan hadiah negara yang melanggar hukum dan menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara.
"Saya bertemu Imran Khan yang mengatakan kepada saya bahwa 'mereka menempatkan saya di kelas-C'," Naeem Panjutha, pengacara, mengacu pada kondisi di penjara di mana dia mengatakan dia menghabiskan waktu kurang dari dua jam dengan Khan menyiapkan dokumen untuk pengajuan. bandingnya.
"Itu adalah kamar kecil yang memiliki kamar mandi terbuka di mana katanya ada lalat di siang hari dan serangga di malam hari."
Tim hukum Khan juga mengimbau pihak berwenang untuk mengamankan kondisi yang lebih baik di penjara, kata Panjutha kepada wartawan di Islamabad sebelumnya.
Tahanan politik berhak atas fasilitas "kelas-B" yang lebih baik, termasuk akses ke televisi, surat kabar, dan buku.
Seorang juru bicara pemerintah dan otoritas penjara tidak menanggapi permintaan berulang-ulang untuk komentar tentang kondisi di mana Khan ditahan.
Dakwaan korupsi, yang disebut Khan bermotivasi politik, kemungkinan berarti ia akan didiskualifikasi dari pencalonan dalam pemilu November mendatang.