Rudal balistik bisa diluncurkan dari pesawat, kapal, kapal selam, dan tempat peluncuran khusus. Ketika diluncurkan, rudal balistik menempuh jarak yang cukup jauh.
Pada November 2017, Korea Utara menguji Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) alias Peluru Kendali Balistik antarbenua. Rudal yang dinamai Hwasong-15 itu bisa mencapai ketinggian hingga 4.500 kilometer.
Daya jelajah terbang terbang sekitar 950 kilometer sebelum mendarat di lepas pantai Jepang. Beberapa analis memperkirakan Hwasong-15 memiliki potensi jangkauan hingga 13.000 kilometer.
Jika Hwasong-15 diluncurkan di lintasan yang datar, rudal itu diperkirakan mencapai Amerika Serikat. Itu sebabnya dinamai rudal balistik antarbenua karena jarak tempuhnya yang sangat jauh.
Hal senada juga dikatakan Menteri Pertahanan Yasukazu Hamada bahwa rudal itu tampaknya memiliki jangkauan lebih dari 14.000 km, cukup untuk mencapai daratan AS. Tokyo mengatakan tidak ada laporan kerusakan kapal atau pesawat.
Rand Corporation menjelaskan rudal balistik biasanya digunakan untuk keperluan perang. Penggunaan rudal balistik mengakibatkan ancaman lingkungan dan keamanan global.
Sebelumnya, Korea Utara menembakkan rudal dalam jumlah yang sangat banyak tahun lalu, termasuk ICBM yang mampu menyerang di mana saja di Amerika Serikat, sambil melanjutkan persiapan untuk uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.
Selain itu, Pyongyang juga membentuk unit militer yang bertugas mengoperasikan ICBM baru, sejalan dengan restrukturisasi militernya baru-baru ini, menurut rekaman video media pemerintah dari parade 9 Februari. Parade itu menampilkan lebih banyak ICBM daripada sebelumnya, termasuk kemungkinan senjata berbahan bakar padat baru, yang dapat membantu Korut mengerahkan misilnya lebih cepat jika terjadi perang.
REUTERS | NAUFAL RIDHWAN ALY
Pilihan Editor: Spesifikasi Hwasong-17, Rudal Balistik Monster yang Dipamerkan Kim Jong Un