TEMPO.CO, Jakarta - Militer Ukraina memperkirakan jumlah tentara Rusia yang tewas adalah 800 tentara dalam beberapa hari terakhir. Sebagian besar pasukan Rusia yang tewas itu ada dalam pertempuran di wilayah Donetsk timur.
Baca: Biden Siap Kirim Tank Bradley ke Ukraina, Akan Dipensiunkan Tentara AS
Saat menyampaikan pertempuran rutin di pagi hari, Kamis, 5 Januari 2023, militer Ukraina mengatakan, pasukan Rusia fokus pada serangan di sektor Bakhmut dan serangannya di sektor Avdiivka dan Kupiansk tidak berhasil. Selain 800 tentara Rusia tewas, satu pesawat, helikopter dan tiga tank hancur selama beberapa hari terakhir.
Kyiv juga melaporkan jumlah korban sipil dengan jumlah yang tidak ditentukan, sebagai akibat dari serangan udara, rudal dan roket Rusia di kota Bakhmut yang dikuasai Ukraina dan dua kota lain di wilayah Donetsk - Kostiantynivka dan Kurakhove. Moskow kerap membantah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina.
Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan jumlah personel militer yang tewas dalam serangan roket Ukraina di Makiivka, Donetsk, tercatat menjadi 89. Moskow menyalahkan penggunaan gawai oleh pasukannya yang menyebabkan serangan tersebut.
“Sudah jelas bahwa alasan utama dari apa yang terjadi adalah pengaktifan dan penggunaan besar-besaran ponsel oleh personel di zona jangkauan senjata musuh. Itu bertentangan dengan aturan yang berlaku,” kata Letnan Jenderal Sergey Sevryukov dalam pernyataan video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu pagi, 3 Januari 2023.
“Faktor ini memungkinkan musuh untuk melacak dan menentukan koordinat lokasi tentara untuk serangan rudal," ujarnya menambahkan. Sevryukov menyebut, korban tewas itu bertambah setelah mayat tambahan ditemukan di bawah reruntuhan di kota Makiivka.
Gubernur wilayah Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia, Yegeny Balitsky, seperti dikutip TASS mengatakan, artileri Ukraina menewaskan lima orang dan melukai 15 orang termasuk empat pekerja darurat.
Dalam pidato video pada Rabu malam, 4 Januari 2023, Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan, pasukan Ukraina di luar Bakhmut menimbulkan banyak kerugian pada musuh mereka. Dia menyebut Rusia membangun pasukannya di wilayah tersebut.
Sementara Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar, mengutip direktorat intelijen utama kementeriannya, menulis di aplikasi Telegram bahwa kerugian yang signifikan bagi Rusia berarti kemungkinan harus mengumumkan mobilisasi parsial lainnya pada kuartal pertama tahun ini.
Seorang pejabat senior administrasi Amerika Serikat pada Rabu, 4 Januari 2023, memberikan penilaian serius tentang pertempuran di wilayah Donetsk, terutama di sekitar Bakhmut.
"Pertempuran masih cukup panas, apa yang kita lihat di Bakhmut kita harus melihat di tempat lain di garis depan bahwa akan ada pertempuran lanjutan dalam beberapa bulan mendatang," kata pejabat itu.
Perang Rusia Ukraina dimulai sejak 24 Februari 2022. Rusia mengklaim menyerang tetangganya itu karena alasan ancaman terhadap keamanannya dan kebutuhan untuk melindungi penutur bahasa Rusia. Ukraina dan sekutunya menuduh Rusia melakukan perang tak beralasan untuk merebut wilayah.
Simak: Wali Kota di Ukraina Ajak Warga Tak Santap Makanan Khas Tahun Baru dari Rusia
REUTERS