TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Joe Biden sedang mempertimbangkan pengiriman tank Bradley ke Ukraina untuk membantu negara itu melawan invasi Rusia. "Ya," kata Biden ketika ditanya apakah opsi itu ada di atas meja, Rabu, 4 Januari 2022.
Kendaraan lapis baja dengan senjata ampuh itu telah digunakan sebagai andalan Angkatan Darat Amerika Serikat untuk membawa pasukan di sekitar medan perang sejak pertengahan 1980-an. Mereka kini sedang dalam tahap memensiunkan armada Bradley-nya.
Angkatan Darat memiliki ribuan Bradley, yang dapat memberi Ukraina lebih banyak daya tembak di medan perang. Selama ini, yang dikirim Biden adalah tank Abrams ke Ukraina.
Tidak jelas berapa banyak Bradley yang akan dikirim ke Ukraina, tetapi Amerika Serikat sedang mempersiapkan paket bantuan senjata lain yang akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.
Akhir bulan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan kepada Kongres AS bahwa bantuan puluhan miliar dolar yang telah disetujui untuk membantu memerangi invasi Rusia bukanlah amal, tetapi investasi dalam keamanan global.
Amerika Serikat telah mengirimkan sekitar $21,3 miliar atau Rp332 triliun bantuan keamanan ke Kyiv saat konflik tanah terbesar di Eropa sejak 1945 berlangsung dan menewaskan puluhan ribu orang.
Amerika Serikat semakin banyak mengirim senjata yang lebih canggih ke Ukraina. Awalnya, rudal anti-pesawat Stinger buatan Raytheon Technologies Corp, serta rudal anti-tank Javelin, digunakan untuk memukul mundur kemajuan Rusia.
Saat perang berlangsung dan kebutuhan Ukraina berubah, sistem senjata yang lebih kompleks, termasuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) dan Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Tingkat Lanjut Nasional (NASAMS), dikirim ke Kiev.
Baru-baru ini, Amerika Serikat berjanji untuk mengirim sistem rudal Patriot ke Ukraina untuk mengusir serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia. Namun perlu persiapan logistik dan juga operatornya.
REUTERS