PBB melakukan investigasi mengenai dugaan keterlibatan Iran di Ukraina, bagaimana sikap Iran? Apakah Iran tidak takut sanksi?
Dalam pandangan kami dan menurut kebijakan luar negeri kami, berita yang disebutkan tidak berdasar. Berita semacam ini merupakan sebuah upaya untuk menciptakan sebab atau dalih agar bisa membuat sanksi baru terhadap Iran.
Secara umum saya menyampaikan perdagangan senjata oleh Iran kepada negara lain, menurut resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB tidak memiliki masalah apa pun sejak dua tahun yang lalu. Sanksi terhadap industri persenjataan di Iran dan jual beli persenjataan oleh Iran kepada negara lain telah dicabut sejak dua tahun yang lalu. Saya rasa berita-berita ini kurang berdasar dan kurang tepat.
Presiden Vladimir Putin dan Presiden Raisi cukup intens bertemu dalam beberapa bulan ini. Bagaimana Anda melihat hubungan Iran Rusia dalam kerangka bilateral dan tegangan geopolitik yang terjadi?
Kami sedang berupaya mengembangkan hubungan perdagangan antar kedua negara. Angka hubungan tersebut telah melampaui US$ 4 miliar (Rp 62 triliun). Kami melihat ada potensi yang besar untuk memperluaskan hubungan perdagangan ini antara Iran dan tetangganya, khususnya dengan Rusia.
Rusia merupakan salah satu eksportir terbesar berbagai jenis makanan ke Iran dan juga peralatan-peralatan industri ke negara kami. Kami juga dalam hal yang sama mengekspor bahan makanan, sayuran, buah-buahan, dan juga berbagai material kepada Rusia. Lompatan hubungan kedua negara merupakan salah satu kebijakan yang sedang kami tindak lanjuti berkaitan dengan hubungan bilateral ini.
Pada tahun lalu, jumlah perdagangan luar negeri Iran mengalami lompatan 20 persen atau sebesar US$120 miliar (Rp 1,8 kuadriliun). Tentu saja Rusia merupakan salah satu negara yang bisa membantu meningkatkan perdagangan Iran. Tetapi kami tidak membatasi diri hanya dengan Rusia. Fokus utama kami adalah negara tetangga kami, dan prioritas kedua adalah negara-negara di kawasan Eurasia.
Yang kami lihat, sedang terjadi perubahan di dunia khususnya setelah perang Ukraina. Beberapa kubu sedang menjadi pihak-pihak yang kuat. Amerika Serikat mendorong dan memperparah perkembangan geopolitik dengan memaksa negara-negara tertentu untuk meninggalkan rekan ekonominya.
Lihat saja, bagaimana pendekatan Amerika untuk membatasi Cina dalam hal microchip. Anda menyaksikan perkembangan ekonomi dan IPTEK digunakan sebagai persenjataan baru Amerika Serikat. Dalam kondisi seperti ini, negara-negara yang mandiri tidak terima kerja samanya dibatasi tetapi situasinya memang dipersulitkan oleh Amerika.
Amerika menyalah-gunakan pengaruh yang telah didapatkan setelah perang dunia kedua, khususnya di bidang perekonomian agar mencegah akses negara-negara dunia terhadap berbagai sumber yang murah untuk mendapatkan jasa dan kebutuhan apa pun. Maka dari itu, salah satu senjata yang digunakan politik luar negeri Amerika saat ini adalah sanksi.
Sanksi-sanksi ini bukan hanya diterapkan terhadap Iran maupun Rusia, tetapi laporan dari Kementerian Keuangan Amerika Serikat menyebutkan ada 30 negara di dunia sedang dikenai sanksi. Dengan kata lain, Amerika sedang memaksakan kepentingan unilateralnya terhadap peraturan internasional.
DANIEL AHMAD | NESA AQILA
Baca juga: Emmanuel Macron Optimis Akan Terwujud Perdamaian di Ukraina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.