TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa (UE) mempersiapkan proposal darurat untuk mengekang permintaan gas mereka, menyusul ancaman pengurangan pasokan oleh Rusia. Menteri energi dari negara-negara anggota UE dijadwalkan bertemu di Brussels pada Selasa, 26 Juli 2022, untuk menyetujui versi final.
Salah satu solusi dalam kesepakatan itu dapat memungkinkan mereka untuk mengikuti jalur nasional yang berbeda demi mempersiapkan pengurangan pasokan gas Rusia.
Komisi Eropa pada pekan lalu mengusulkan aturan darurat yang mengharuskan setiap negara memotong penggunaan gasnya sebesar 15 persen dari Agustus 2022 hingga Maret 2023. Targetnya akan bersifat sukarela, tetapi Komisi dapat membuatnya mengikat dalam keadaan darurat pasokan.
"Negara-negara anggota harus memastikan bahwa target mereka mudah dicapai, mengingat situasi domestik mereka," kata seorang diplomat senior Uni Eropa.
Diplomat lain membocorkan, para menteri tampaknya menyetujui rencana tersebut. Sebab saat ini banyak yang mendukung kebijakan pengecualian atau aturan yang lebih lunak. "Harus ada konsensus luas," kata diplomat itu.
Tetapi sumber lain memperingatkan bahwa aturan itu mempertaruhkan negara-negara yang gagal menyimpan cukup gas untuk musim dingin.
Sementara, pemerintah termasuk Jerman, pengguna gas terbesar di Eropa, telah meningkatkan langkah-langkah penghematan energi mereka. Negara-negara UE lain telah mengurangi penggunaan gas gabungan mereka hanya 5 persen, meskipun harga melonjak selama berbulan-bulan dan berkurangnya pasokan Rusia.
Proposal yang dirancang ulang akan dibebaskan dari negara-negara target yang mengikat, seperti Irlandia dan Malta. Kedua negara tidak terhubung ke jaringan gas UE. Negara-negara yang mengekspor gas ke negara lain, dan mereka yang memiliki penyimpanan gas hampir penuh, dapat menghadapi target yang lebih ringan. Sementara industri seperti bahan kimia dan baja dapat dikecualikan.
Rancangan tersebut tetap membutuhkan kesepakatan mayoritas negara. Komisi harus membuat keputusan walau telah banyak yang menentang proposal awal.
Rencana tersebut sebelumnya memang telah menguji solidaritas UE. Sejumlah pemerintah dan negara anggota UE yang tidak setuju akan rencana itu mengajukan pengecualian untuk banyak negara dan industri.
Beberapa negara mengatakan memberlakukan potongan persentase tunggal di semua negara tidak adil. Kritik itu muncul dari Spanyol yang tidak bergantung pada gas Rusia. Yunani juga mengklaim bisa mengatasi cut-off Rusia.
"Usulan Komisi belum tentu yang paling efektif atau paling efisien atau paling adil. Spanyol adalah negara pro-Eropa. Jadi, dengan sangat menyesal saya katakan Spanyol tidak mendukung proposal ini," kata Menteri Spanyol untuk Transisi Ekologi, Teresa Ribera, pada Senin, 25 Juli 2022, seperti dikutip dari Euro News.
Seorang pejabat Polandia mengatakan negara itu akan menentang aturan apa pun yang memungkinkan anggota UE lainnya menggunakan cadangan gas Polandia.
Rusia memasok 40 persen gas UE sebelum invasinya ke Ukraina pada akhir Februari. 12 negara Anggota Uni Eropa sudah menghadapi pengurangan pasokan Rusia.
Perusahaan energi asal Rusia, Gazprom, baru saja mengumumkan untuk mengurangi pasokan gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman yang akan berlaku pekan ini. Kebijakan baru tersebut hanya mengizinkan pengiriman pasokan sebesar 20 persen dari kapasitas normalnya.
Pipa Nord Stream 1 adalah satu-satunya penghubung gas Rusia ke Eropa. Itu memiliki kapasitas 55 miliar meter kubik per tahun.
Pada Juni, Rusia telah memotong aliran melalui Nord Stream 1 hingga 40 persen dari kapasitasnya. Alasannya karena keterlambatan kembalinya turbin yang sedang diservis Siemens Energy di Kanada, alasan yang tidak diterima Jerman.
Gazprom menyatakan pada Senin bahwa aliran akan turun menjadi 33 juta meter kubik per hari mulai Rabu pagi buta waktu setempat. Jumlah itu cuma setengah dari tingkat yang dikurangi sebelumnya. Pihaknya mengatakan kebijakan itu perlu dijalankan sebab harus menghentikan pengoperasian turbin gas Siemens Energy atas instruksi dari pengawas industri.
Brussels telah memperingatkan bahwa pemotongan penuh mungkin terjadi. Komisi Uni Eropa mendesak negara-negara untuk bersiap dengan menghemat gas dan menyimpannya untuk musim dingin.
REUTERS, EURONEWS