TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Pemerintah Malaysia mencatat jumlah utang pemerintah saat ini sebanyak 1,2 triliun ringgit Malaysia atau sekitar Rp4,200 triliun.
Menteri Keuangan Malaysia, Tengku Datuk Seri Zafrul Tengku Abdul Aziz, mengatakan pemerintah tidak mengalami kebangkrutan.
“Kita telah membayar semua cicilan utang tepat waktu,” kata Zafrul seperti dilansir The Star pada Kamis, 6 Agustus 2020.
Zafrul mengatakan tren jumlah utang pemerintah Malaysia terus meningkat karena terjadi penurunan pertumbuhan gross domestic product atau produk domestik bruto.
Dia mengatakan ini menanggapi pertanyaan dari anggota parlemen Tony Pua, yang meminta penjelasan berapa sebenarnya jumlah utang pemerintah.
Julah utang ini berupa utang dengan jaminan, kemitraan publik dan swasta serta bentuk utang lainnya.
Isu utang pemerintah ini menjadi isu utama saat kampanye pemilu Malaysia pada 2018. Bekas Perdana Menteri Mahathir, yang baru saja digantikan oleh Muhyiddin Yassin, mengatakan negaranya melakukan renegosiasi dengan Cina untuk pengerjaan sejumlah proyek, yang dinilai mengalami mark up.
Malaysia juga melakukan renegosiasi proyek pembangunan kereta cepat yang menghubungkan Johor Bahru dengan Singapura. Proyek ini akhirnya disepakati dengan kalkulasi biaya baru dan telah dimulai pengerjaannya.