TEMPO.CO, Jakarta - Pendemo Hong Kong berencana menggelar demonstrasi pada hari tahun baru 2020 setelah tiga hari berturut-turut demonstrasi Natal dan konfrontasi dengan polisi yang berujung penangkapam 310 orang lebih.
Pemerintah mengeluarkan tiga pernyataan tajam selama 24 jam untuk menolak tuduhan media Barat dan kelompok aktivis atas kebrutalan polisi, setelah gas air mata dan semprotan merica digunakan pada Malam Natal, Hari Natal, dan Boxing Day untuk membubarkan para pengunjuk rasa, ketika kerusuhan pecah di mal-mal Hong Kong.
Menurut South China Morning Post, 27 Desember 2019, polisi mengatakan mereka telah menangkap lebih dari 310 pendemo antara Selasa dan Kamis, 165 di antaranya pada Malam Natal, termasuk 105 di dekat markas besar pasukan di Wan Chai, karena dicurigai ikut serta dalam unjuk rasa ilegal.
Di atrium Moko, pengunjuk rasa meneriakkan slogan selama berjam-jam, "1 Januari, bertemu di Victoria Park", merujuk pada unjuk rasa pada Hari Tahun Baru yang direncanakan oleh Front Hak Asasi Manusia Sipil, yang telah mengorganisir protes terbesar tujuh bulan terakhir.
Pesta kembang api menghiasi Pelabuhan Victoria dan Hong Kong Convention and Exhibition Centre saat perayaan malam Tahun Baru 2019 di Hong Kong, 1 Januari 2019. REUTERS/Tyrone Siu
Sementara itu, pesta kembang api Malam Tahun Baru Hong Kong yang populer akan dibatalkan untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun. Dewan Pariwisata Hong Kong menyampaikan pembatalan pada hari Rabu pekan lalu karena alasan keamanan, menurut laporan Reuters.
Kembang api itu akan diganti dengan "Symphony of Lights", sebuah pertunjukan lampu multimedia, yang melibatkan proyeksi pada gedung pencakar langit tertinggi di kota pada tengah malam, kata pejabat pariwisata. Bagian depan Pusat Pameran dan Konvensi Hong Kong akan diubah menjadi jam hitung mundur raksasa.
Dewan pariwisata mengatakan ini dilakukan karena keselamatan publik dari semua acara yang diselenggarakannya adalah prioritas.
"Mengingat situasi saat ini di Hong Kong, kami telah memutuskan untuk mengadopsi format baru," kata Dewan Pariwisata Hong Kong.