Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kejahatan Kebencian di Selandia Baru Marak sebelum Serangan Teror

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Pelaku serangan teror di Selandia Baru, Brenton Harrison Tarrant, 28 tahun, menggunakan senapan semiotomatis untuk menembaki jamaah dua masjid di Kota Christchurch pada Jumat, 15 Maret 2019. 50 orang tewan dan 48 orang terluka. Heavy
Pelaku serangan teror di Selandia Baru, Brenton Harrison Tarrant, 28 tahun, menggunakan senapan semiotomatis untuk menembaki jamaah dua masjid di Kota Christchurch pada Jumat, 15 Maret 2019. 50 orang tewan dan 48 orang terluka. Heavy
Iklan

TEMPO.COWellington – Aksi kejahatan yang dipicu kebencian telah lama berlangsung di Selandia Baru sebelum penembakan jamaah dua masjid.
Tren ini cenderung diabaikan oleh otoritas keamanan setempat.

Baca:

 

Beberapa pekan sebelum aksi penembakan brutal oleh Brenton Harrison Tarrant di Kota Christchurch, seorang lelaki mengancam akan membakar Al Quran di luar sebuah masjid di Selandia Baru.

“Pemerintah Selandia Baru tidak memiliki catatan lengkap mengenai tindak kejahatan yang dipicu kebencian,” begitu dilansir Reuters pada Ahad, 31 Maret 2019.

Polisi telah memperingatkan seorang pria 38 tahun soal insiden pembakaran kitab suci ini, yang tidak terkait dengan aksi serangan teror di Selandia Baru.

Baca:

 

Serangan teror terhadap jamaah dua masjid yaitu masjid Al Noor dan Linwood menewaskan 50 orang jamaah lelaki, perempuan dan anak-anak. Pelaku bernama Tarrant, 28 tahun, asal Australia dan telah tinggal di daerah Dunedin, Selandia Baru, selama dua tahun untuk merencanakan serangan itu. 

Pemerintah Selandia Baru dinilai gagal bertindak memperbaiki sistem ini meskipun telah mendapat tekanan dari lembaga lokal dan internasional selama lebih dari satu dekade.

“Selama bertahun – tahun, pandangan kami konsisten bahwa ini perlu diprioritaskan dan diimplementasikan segera,” kata Janet Anderson-Bidois, kepala penasehat legal di Human Rights Commission.

Lembaga ini bersifat independen dan ditugaskan melindungi HAM. “Sangat penting bagi kami untuk punya data soal ini.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca:

 

Seorang pendukung kelompok supremasi kulit putih, Tarrant, dikenai dakwaan melakukan pembunuhan massal menggunakan senjata api dengan ancaman hukuman seumur hidup. Tarrat telah menjalani persidangan pertama pada 16 Maret 2019 dan bakal muncul lagi di persidangan pada 5 April 2019.

PM Jacinda Ardern, seperti dilansir Stuff, telah memerintahkan pembentukan Komisi Kerajaan atau Royal Commission untuk mencari tahu penyebab otoritas intelijen gagal mencegah serangan teror oleh Tarrant.

Pengurus Federasi Asosiasi Muslim di Selandia Baru, Anwar Ghani, mengatakan ada tren perilaku anti-Muslim muncul di tengah masyarakat dalam beberapa tahun terakhir.

“Saat ada peristiwa panas ditingkat global dan ada Muslim terlibat, kami melihat ada denyut kejahatan berdasarkan kebencian dilakukan orang tertentu di masyarakat.

Baca:

 

Komisioner Relasi Ras di Selandia Baru, Joris De Bres, mengatakan ada peningkatan ancaman terhadap Muslim antara 2002 – 2013 pasca serangan 11 September di AS.

“Saya mencatatnya setiap tahun. Saya menulis soal ini kepada sejumlah lembaga pemerintah. Namun, tanggapannya adalah itu tidak perlu dan bukan prioritas,” kata De Bres.

De Bres mengangkat isu ini di Komite PBB bidang Penghapusan Diskriminasi Rasial. Pada 2007, kajian dari Komite ini menyatakan Selandia Baru tidak punya catatan lengkap dan itu memprihatinkan. Komite meminta pemerintah Selandia Baru mengumpulkan data mengenai kejahatan bernuansa rasial.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

1 hari lalu

Timnas Indonesia U-23. Foto : PSSI
Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.


Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

2 hari lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menangis saat memeluk Jenderal Maruli Simanjuntak yang baru dilantik sebagai KSAD di Istana Negara, Jakarta, Rabu 29 November 2023. Luhut yang baru saja pulih hadir menyaksikan sang menantu, Maruli Simanjuntak dilantik menjadi KSAD. TEMPO/Subekti.
Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?


Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

5 hari lalu

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters. REUTERS
Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".


Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

19 hari lalu

Kawanan domba di sebuah peternakan dekat Delegate, New South Wales, Australia, 19 November 2023. REUTERS/Peter Hobson
Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.


Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

31 hari lalu

Selandia Baru. Shutterstock
Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

Selandia Baru akan memperketat penerbitan visa untuk membendung laju migrasi yang tinggi.


TNI Sebut Selandia Baru Serahkan Pembebasan Pilot Susi Air ke Pemerintah

44 hari lalu

TPNPB OPM bersama Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang menjadi sandera setahun terakhir. Dokumentasi TPNPB OPM
TNI Sebut Selandia Baru Serahkan Pembebasan Pilot Susi Air ke Pemerintah

Pemerintah Selandia Baru mengakui kedaulatan Indonesia di Papua. Mereka meminta KKB pimpinan Egianus Kogoya segera melepaskan Philip.


9 Negara Teraman untuk Solo Traveling Perempuan dari Srilanka hingga Selandia Baru

47 hari lalu

Sigiriya, Matale, Sri Lanka. Unsplash.com/Dating Scout
9 Negara Teraman untuk Solo Traveling Perempuan dari Srilanka hingga Selandia Baru

Beberapa negara dikenal relatif aman dan mudah dijelajahi bagi perempuan yang mencari petualangan dengan solo traveling


Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

49 hari lalu

Ilustrasi vape. sumber: AFP/english.alarabiya.net
Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.


Negara dengan Durasi Puasa Paling Pendek Hingga Terpanjang di Dunia

52 hari lalu

Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com
Negara dengan Durasi Puasa Paling Pendek Hingga Terpanjang di Dunia

Perbedaan letak geografis masing-masing negara mempengaruhi durasi puasa.


Menteri Luar Negeri Selandia Baru Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto atas Hasil Pemilu

55 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, kanan, rapat dengan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters, kiri, di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat pada Kamis, 14 Maret 2024. Sumber: dokumen Kementerian Luar Negeri RI
Menteri Luar Negeri Selandia Baru Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto atas Hasil Pemilu

Menteri Luar Negeri Selandia Baru mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto atas hasil pemilu.