TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat telah menangguhkan pengiriman senjata ke Israel, termasuk bom-bom berat yang digunakan oleh sekutu AS tersebut dalam kampanyenya melawan militan Hamas di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina.
Penangguhan ini dilakukan ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melanjutkan serangan militer ke kota Rafah, Palestina, atas keberatan Presiden AS Joe Biden.
Inilah yang kita ketahui sejauh ini:
Bom apa aja saja yang diblokir?
Washington menghentikan satu pengiriman yang terdiri dari 1.800 bom seberat 907 kg dan 1.700 bom seberat 226 kg, menurut para pejabat AS.
Empat sumber mengatakan bahwa pengiriman, yang telah tertunda selama setidaknya dua minggu, melibatkan Joint Direct Attack Munitions (JDAM) buatan Boeing, yang mengubah bom biasa menjadi bom berpemandu presisi, serta Bom Berdiameter Kecil (SDB-1). SDB-1 adalah bom luncur berpemandu presisi yang mengemas 250 pon bahan peledak.
Mengapa Amerika Serikat memblokir bom-bom ini?
AS sedang mengkaji "bantuan keamanan jangka pendek," kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada sidang dengar pendapat Senat pada Rabu, 8 Mei 2024, "dalam konteks peristiwa yang terjadi di Rafah."
"Kami sudah sangat jelas ... sejak awal bahwa Israel tidak boleh melancarkan serangan besar ke Rafah tanpa memperhitungkan dan melindungi warga sipil yang berada di wilayah pertempuran itu," kata Austin. Lebih dari satu juta warga sipil Palestina telah mencari perlindungan di Rafah, banyak yang sebelumnya mengungsi dari daerah lain di Gaza setelah Israel memerintahkan mereka untuk mengungsi dari sana.
Keputusan AS diambil karena kekhawatiran tentang "penggunaan akhir dari bom seberat 907 kg dan dampak yang dapat ditimbulkannya di lingkungan perkotaan yang padat seperti yang telah kita lihat di daerah lain di Gaza," kata seorang pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya. AS telah mengkaji dengan seksama pengiriman senjata yang mungkin akan digunakan di Rafah, kata pejabat itu.
Kapan keputusan itu dibuat? Apakah Biden Terlibat?
Keputusan itu dibuat minggu lalu, kata para pejabat AS. Biden terlibat langsung. Biden mengkonfirmasi jeda tersebut secara pribadi dalam sebuah wawancara dengan CNN pada Rabu.
"Warga sipil telah terbunuh di Gaza sebagai konsekuensi dari bom-bom itu dan cara-cara lain yang mereka gunakan untuk mengincar pusat-pusat populasi," ujarnya ketika ditanya tentang bom seberat 907 kg yang dikirim ke Israel.