TEMPO.CO, Jakarta - Nicolas Maduro memberi tenggat waktu 72 Jam pada Selasa kemarin kepada diplomat Amerika Serikat untuk meninggalkan Venezuela, ketika negaranya lumpuh akibat krisis listrik.
Pengusiran diplomat AS diumukan setelah Maduro menuduh Donald Trump menyabotase listrik Venezuela yang kini dirundung kegelapan karena mati listrik total.
Baca: Pasien Rumah Sakit Venezuela Meninggal Akibat Krisis Listrik
"Kehadiran (diplomat AS) di tanah Venezuela merupakan risiko bagi perdamaian, persatuan dan stabilitas negara," kata rilis pemerintah, dikutip dari Reuters, 13 Maret 2019.
Jaksa Agung Venezuela, Tarek Saab mengatakan, dia meminta Pengadilan Tinggi pro Maduro untuk menyelidiki pemimpin oposisi Juan Guaido atas tuduhan terlibat sabotase listrik.
Baca: Listrik Padam, Maduro dan Guaido Gelar Demonstrasi Tandingan
Warga Venezuela, termasuk para dokter, memegang spanduk bertuliskan "Solidaritas" ketika mereka berkumpul di luar rumah sakit anak-anak selama pemadaman listrik yang sedang berlangsung di Caracas, Venezuela 10 Maret 2019. [REUTERS / Marco Bello]
Krisis listrik, yang kini memasuki hari keenam (Selasa, 12 Maret), menyebabkan seluruh rumah sakit berjuang mengoperasikan peralatan medis untuk pasien, hingga makanan yang membusuk karena pendingin tak berfungsi, serta kendala ekspor minyak karena pelabuhan utama kehilangan daya listrik.
Baca: Warga Venezuela Mengais Keranjang Sampah Demi Dapat Makanan
Guaido bergabung dengan serangkaian demonstrasi oposisi kecil di sekitar Caracas pada Selasa sore untuk memprotes pemadaman listrik, di mana ia mengejek penyelidikan jaksa.
"Jadi lelaki itu keluar dan mengatakan kita bersalah atas sabotase yang seharusnya ketika semua Venezuela tahu, ketika seluruh dunia tahu, siapa penyabot sebenarnya ... Aku akan memanggilnya dengan nama: Maduro!" teriak Guaido di depan massa.
Listrik kembali menyala pada hari Selasa, termasuk beberapa daerah yang tidak memiliki listrik sejak Kamis lalu, menurut saksi mata dan media sosial.
Baca: 3 Kondisi Memprihatinkan di Venezuela
Tetapi listrik masih padam di beberapa bagian ibu kota Caracas dan wilayah barat dekat perbatasan Venezuela dengan Kolombia.