TEMPO.CO, Washington – Politikus pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengusulkan kepada komite Nobel untuk memberi penghargaan Nobel Perdamaian kepada Presiden ke 45 itu.
Ada 18 politikus dari Partai Republik, yang mengusung Trump pada pemilihan Presiden AS 2016, dan menulis surat kepada Komite Nobel di Norwegia. Mereka beralasan Trump berjasa mengakhiri Perang Korea dengan kesepakatan Korea Utara dan Korea Selatan untuk berdamai pada 27 April 2018.
Baca: Partai Demokrat Amerika Serikat Gugat Rusia, Trump dan WikiLeaks
Trump dan Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara, juga bakal bertemu pada akhir bulan ini untuk membahas denuklirisasi penuh negara komunis itu sekaligus mengakhiri Perang Korea secara resmi.
“Trump layak mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian untuk upayanya mengakhiri Perang Korea, denuklirisasi Semenanjung Koera dan membawa perdamaian ke wilayah itu,” begitu tertulis dalam surat yang dimotori Luke Messer, anggota DPR dari Partai Republik, seperti dilansir CNN dan Guardian, Rabu, 2 Mei 2018.
Baca: Trump Sebut Hubungan dengan Rusia Memburuk, Salahkan Mueller
Jika Trump memenangi penghargaan ini, maka dia bakal menjadi Presiden AS ke 5. Sebelumnya, ada Theodore Roosevelt, Woodrow Wilson, Jimmy Carter, dan Barack Obama, yang mendapat penghargaan Nobel. Obama mendapat penghargaan itu pada 2008.
Usul serupa sebenarnya telah disampaikan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, yang menilai Trump layak mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian untuk jasanya itu.
“Presiden Trump harus memenangkan penghargaan Nobel Perdamaian. Yang kami butuhkan hanyalah perdamaian, ” kata Moon, seperti dilansir NBC News pada 30 April 2018.
Surat para anggota DPR AS itu juga berbunyi,”Sejak bertugas, Presiden Trump telah bekerja terus-menerus mengenakan tekanan maksimum kepada Korea Utara untuk mengakhiri program senjata ilegal dan membawa perdamaian ke wilayah itu.”
CNBC juga melansir Senator Bob Corker, yang mengetuai Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, juga menyarankan hal sama. Menurut Corker,”Trump dan menteri AS berjasa besar membawa orang-orang untuk bekerja sama untuk menekan Korea Utara. Ini termasuk Presiden Cina, Xi Jinping.
Jenderal pensiunan, Michale Hayden, yang penah menjadi direktur CIA dan NSA, menilai Trump berhasil membawa Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara, agar mau berunding.
“Presiden menekan Korea Utara lewat sanksi ekonomi, isolasi diplomatik, dan demonstrasi militer,” kata Hayden.
Namun, Hayden menilai cuitan Trump menyebut Kim sebagai ‘manusia roket’ dan membandingkan ukuran tombol nuklir kedua negara sebagai tindakan yang kurang berhati-hati. “Anda dan saya tidak paham cuitan-cuitan itu artinya apa. Saya kira itu berbahaya dan saya senang itu sudah lewat.”