TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memuji kerja sama Prancis dan Inggris dalam serangan rudal bersama ke sejumlah sasaran militer di Suriah pada Sabtu, 14 April 2018.
Trump menyebut kedua negara sekutu memiliki kebijaksanaan dan kekuatan militer yang andal.
Baca: Kata Trump, Theresa May, dan Macron Soal Serangan Rudal ke Suriah
Serangan ini melibatkan sekitar seratus rudal dan menyasar instalasi produksi senjata kimia di Damaskus, instalasi penyimpanan senjata di Homs serta pos komando militer di Damaskus.
Persenjataan anti rudal Suriah untuk menangkis serangan AS dan sekutunya. rt.com
“Tidak bisa mendapatkan hasil lebih baik dari ini. Misi tercapai,” kata Trump lewat cuitan pada akun Twitter @realdonaldtrump, Sabtu, 14 April 2018.
Baca: Trump Ancam Serang Rudal, Ini Tanggapan Putin dan 3 Tokoh Rusia
Trump juga mengungkapkan rasa bangganya terhadap kekuatan militer AS, yang menurut dia bakal menjadi militer terkuat dalam sejarah berdirinya negara. “Tidak ada kekuatan yang bisa menandingi atau mendekati sekalipun,” kata Trump pada cuitan kedua.
Pernyataan Trump pada Twitter ini mengingatkan publik pada pidato Presiden AS, George W. Bush pada 2003, yang mengumumkan berakhirnya operasi militer besar di Irak.
Presiden Donald Trump memberikan pernyataannya terkait seruannya untuk menyerang Suriah di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 13 April 2018. REUTERS/Yuri Gripas
Seperti dilansir CNN, Saat itu, Bush junior menyatakan ini di kapal induk Abraham Lincoln dengan sebuah spanduk besar terpasang di latar belakang bertuliskan “Misi Tercapai”. Ternyata, perang terus berlanjut berkepanjangan. Dan pada akhir kepresidenannya, Bush menyebut istilah itu sebagai sebuah kesalahan.
Menanggapi pernyataan Trump ini, juru bicara Pentagon, Dana White, mengatakan,”Semalam, operasi berjalan sangat sukses. Kita mencapai tujuan-tujuan. Kita mengenai lokasi, yang menjadi jantung pengembangan program senjata kimia. Jadi, misi tercapai.”
Soal serangan ke Suriah ini, Trump sempat mengancam rezim Presiden Bashar al Assad bahwa serangan seperti ini bisa berlanjut hingga penggunaan senjata kimia dihentikan.
Namun, Menteri Pertahanan AS, James Mattis, mengatakan kepada media bahwa serangan rudal presisi ini merupakan “satu kali serangan” untuk saat ini. Serangan ini untuk memberi pesan kuat dan mencegah Assad melakukan serangan senjata kimia lagi.
“Jelas sekali, rezim Assad tidak mendapat pesan itu pada tahun lalu. Kali ini bersama sekutu, kita telah menyerang lebih keras.”
Pada tahun lalu, militer AS menyerang pangkalan militer di Suriah dengan menembakkan 59 rudal setelah terjadi serangan senjata kimia di Provinsi Idlib oleh pasukan Assad, yang menewaskan sekitar 80 warga sipil.
Serangan rudal Tomahawk balasan AS saat itu menghancurkan sekitar 20 persen kekuatan angkatan udara Suriah.
Secara terpisah, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengecam serangan AS, Inggris dan Prancis pada Sabtu kemarin. “Amerika melakukan agresi terhadap negara berdaulat yang berada di garis terdepan melawan terorisme,” begitu bunyi pernyataan dari kantor kepresidenan Rusia, seperti dilansir Russia Today, Sabtu, 14 April 2018.
Putin meminta aksi militer AS, Inggris, dan Prancis, yang disebut sebagai agresif ini, dibahas di Dewan Keamanan PBB. Trump sebelumnya telah mencuit mengenai serangan rudal ini menanggapi pernyataan Rusia yang bakal menembak jatuh rudal-rudal AS.