TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria membakar diri pada Jumat, 19 April 2024, di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump berlangsung saat pemilihan juri selesai, namun para pejabat mengatakan dia tampaknya tidak menargetkan Trump.
Pria itu terbakar selama beberapa menit di depan kamera televisi yang dipasang di luar gedung pengadilan, di mana sidang pidana pertama kalinya terhadap mantan presiden AS digelar.
"Dia terbakar cukup lama," kata seorang saksi mata, yang menolak menyebutkan namanya, kepada para wartawan. "Itu sangat mengerikan."
Petugas mengatakan pria itu, yang berusia akhir 30an, selamat dan dalam kondisi kritis di sebuah rumah sakit.
Para saksi mengatakan ia mengeluarkan beberapa lembar pamflet dari tas ranselnya dan melemparkannya ke udara sebelum menyiram dirinya dengan cairan dan membakar diri. Salah satu dari pamflet-pamflet itu memuat referensi "miliarder jahat" tetapi bagian-bagian yang terlihat oleh seorang saksi Reuters tidak menyebut nama Trump.
Departemen Kepolisian New York mengatakan bahwa pria tersebut, yang diidentifikasi sebagai Max Azzarello dari St. Augustine, Florida, tampaknya tidak menargetkan Trump atau orang lain yang terlibat dalam persidangan.
"Saat ini kami melabeli dia sebagai seorang ahli teori konspirasi, dan kami akan melanjutkannya," kata Tarik Sheppard, seorang wakil komisaris di Departemen Kepolisian, dalam sebuah konferensi pers.
Dalam sebuah manifesto online, seorang pria yang menggunakan nama tersebut mengatakan bahwa ia membakar dirinya sendiri dan meminta maaf kepada teman, para saksi, dan para perespons pertama. Postingan tersebut memperingatkan tentang "kudeta fasis apokaliptik" dan mengkritik mata uang kripto dan politisi AS, tetapi tidak secara khusus menyalahkan Trump.
Bau asap tercium di alun-alun tak lama setelah kejadian, menurut seorang saksi mata Reuters, dan seorang petugas polisi menyemprotkan alat pemadam kebakaran ke tanah. Sebuah tas ransel yang membara dan sebuah kaleng gas terlihat.
Gedung pengadilan di pusat kota Manhattan itu, yang dijaga ketat oleh polisi, menarik banyak pengunjuk rasa dan penonton pada Senin, hari pertama persidangan, meskipun kerumunan orang berkurang sejak itu.