TEMPO.CO, Jakarta - Ibu kandung Siti Aisyah, wanita yang ditahan di Malaysia atas dugaan terlibat dalam pembunuhan Kim Jong-nam, abang tiri pemimpin Korea Utara, mengungkapkan rasa tidak percayanya atas kasus yang menimpa anaknya itu.
Menurut Benah, nama ibu kandung Siti Aisyah, putrinya adalah "gadis desa sederhana" dan tidak mungkin melakukan pembunuhan terhadap Kim jong-nam.
Berita terkait:
Kim Jong-nam Pernah Memohon Kepada Adiknya Agar Tak Dibunuh
Belum Ada DNA Keluarga, Malaysia Tolak Lepas Jasad Kim Jong-nam
"Itu tidak mungkin, putri saya adalah orang yang baik," kata Benah saat diwawancarai Fairfax media di rumahnya di Ciomas, provinsi Banten.
Benah mengaku tidak bisa tidur ketika mengetahui bahwa putrinya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan.
"Saya terkejut, saya tidak bisa tidur, kita semua di rumah tidak bisa tidur karena terus memikirkannya. Putri saya tidak seperti itu, dia hanya seorang gadis desa."
Benah membenarkan Siti Aisyah punya kekasih seorang warga Malaysia.
Benah pertama kali mengetahui kasus yang menimpa putrinya dari mantan ibu mertua Siti. Dia belum dihubungi oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia ataupun polisi dalam kaitannya dengan penangkapan putrinya.
Menurut Benah, keduanya terakhir kali bertemu pada akhir Januari bertepatan dengan libut perayaan Imlek atau tahun baru Cina. Siti Aisyah yang berusia 25 tahun tersebut saat itu mengalami demam.
Benah menjelaskan, Siti bekerja di sebuah toko pakaian di Batam dan mengirimnya uang sekitar Rp 500.000 sampai Rp 1 juta kepadanya setiap bulan.
Adapun juru bicara imigrasi Indonesia, Agung Sampurno menyebutkan bahwa Siti Aisyah telah meninggalkan Batam dan pergi ke Johor, negara bagian di Malaysia selatan, pada 2 Februari 2017. Tidak ada catatan yang menunjukan bahwa dia telah kembali ke Indonesia sejak saat itu.
Mantan ayah mertua Siti Aisyah, Tjia Liang Kiong, menertawakan tuduhan bahwa Siti adalah seorang agen.
"Aku hanya tertawa ... bagaimana dia bisa menjadi agen? Dia tidak bisa berbicara bahasa Inggris dan tingkat pendidikannya hanya SMP," kata Kiong kepada wartawan dari rumahnya di Tambora, Jakarta Barat.
Kiong terakhir melihat Siti Aisyah pada pada tanggal 28 Januari. Dia bercerai dengan anaknya, Gunawan pada 2012, tetapi masih sering datang untuk mengunjunginya karena anaknya tinggal bersama mereka.
Menurut Kiong, Siti terlihat lebih kurus dari sebelumnya dan mengaku sakit ketika ditanya tentang kondisinya.
Dia juga mengatakan Siti saat itu memberikan uang sebesar Rp 300.000 rupiah untuk anaknya. Ia tidak mengatakan bahwa ia akan datang mengunjungi anaknya saat IdulFitri pada pertengahan tahun ini. Siti dan Gunawan menikah pada 2008 dan memiliki seorang putra pada tahun 2009.
"Dia sopan, dia baik, itu sebabnya kami merestui dinikahi anak kami," kata Kiong.
Siti Aisyah awalnya bekerja dalam bisnis tekstil Kiong, tetapi pasangan itu pindah ke Malaysia pada tahun 2011 mencari kehidupan yang lebih baik. Siti dan ibunya mengunjungi Kiong pada tahun 2012 untuk meminta bercerai. Gunawan telah menikah lagi dan sekarang tinggal di Dumai, Riau.
Setelah bercerai, Kiong mengatakan Siti bekerja di sebuah pabrik sepatu di kota asalnya di Serang dan kemudian pindah ke Batam.
Perwakilan dari Kementerian Luar Negeri Indonesia juga telah mengunjungi Kiong dan polisi baru datang menemuinya ketika mengetahui ia telah berbicara kepada media.
STUFF|YON DEMA