TEMPO.CO, Paris - Maskapai penerbangan Prancis, Air France, menunda penerbangannya ke Venezuela menjelang pemungutan suara Dewan Konstituen.
Kelompok oposisi didukung sebagian rakyat Venezuela menentang pemilihan umum yang digelar pada Ahad besok karena diduga sebagai cara Presiden Nicolas Maduro memperpanjang kekuasaannya.
Sebanyak 545 anggota Majelis yang terpilih memiliki kekuasaan untuk menulis ulang konstitusi yang dikhawatirkan hanya akan memperbesar kekuasaan Maduro.
Baca: Krisis Venezuela, Begini Serangan Brutal Pendukung Maduro
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan Sabtu, 29 Juli 2017, Air France menghentikan sementara penerbangan ke Caracas, ibu kota Venezuela, dari Ahad hingga Selasa mendatang.
"Keselamatan penumpang dan staf kami adalah prioritas," demikian siaran pers Air France.
Namun, juru bicara maskapai penerbangan ini menerangkan, jadwal penerbangan dari lapangan terbang Charles De Gaulle, Paris, hari ini masih berlaku.
Unjuk rasa menentang Maduro selama empat bulan ini, menurut kejaksaan Venezuela, telah menewaskan sedikitnya 113 orang. Delapan di antaranya meninggal akibat demonstrasi yang berakhir pada Kamis lalu.
Kantor kejaksaan Venezuela menjelaskan, Gustvao Villamizar, 18 tahun, korban tewas terakhir setelah terlibat dalam unjuk rasa jalanan. Dia tewas ditembak dalam sebuah demonstrasi di San Cristobal, Ibu Kota Negara Bagian Tachira.
RFI | NOVINITE | CHOIRUL AMINUDDIN