Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Krisis Ekonomi Venezuela Membuat Geng-geng Kuasai Permukiman Ibu Kota

image-gnews
Sebuah mobil yang dihancurkan oleh tank Pasukan Khusus (FAES) terlihat setelah konfrontasi bersenjata antara anggota geng kriminal El Koki dan pasukan polisi, di Caracas, Venezuela 12 Juli 2021.[REUTERS/Leonardo Fernandez Viloria]
Sebuah mobil yang dihancurkan oleh tank Pasukan Khusus (FAES) terlihat setelah konfrontasi bersenjata antara anggota geng kriminal El Koki dan pasukan polisi, di Caracas, Venezuela 12 Juli 2021.[REUTERS/Leonardo Fernandez Viloria]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Krisis ekonomi Venezuela yang berkepanjangan telah membuat pemerintahan Presiden Nicolas Maduro kehilangan kontrol di daerah-daerah ibu kota ketika geng-geng bermunculan mengambil alih kekuasaan aparat negara.

"Tinggalkan daerah itu! Keluarkan anak-anak!" teriak anggota geng yang berjalan melalui barrio (permukiman) El Cementerio di Caracas barat dengan megafon pada Kamis pagi, 8 Juli. Peringatan itu mengatakan kepada penduduk di ibu kota Venezuela, penembakan akan segera terjadi.

Saat itu warga barrio sudah berlindung di tempat selama lebih dari setengah hari, seluruh keluarga tiarap di lantai untuk menghindari tembakan yang tak henti-hentinya. Tetapi selama 48 jam berikutnya, El Cementerio dan lima lingkungan terdekat dilumpuhkan oleh serangan senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh geng, yang dikenal oleh warga sebagai "The Boys".

Baku tembak antara polisi dan sekelompok geng yang berkekuatan setidaknya 300 orang yang berbasis di sekelompok barrio di Caracas barat, adalah tanda lain bahwa Presiden Nicolas Maduro kehilangan kendali atas bagian-bagian Venezuela, yang menderita krisis ekonomi yang mendalam dan rusaknya supremasi hukum

Proses serupa terjadi di negara bagian perbatasan, di mana pemberontak Kolombia menegakkan keadilan di daerah pedesaan menghabiskan waktu berminggu-minggu memerangi pasukan Venezuela dalam kebuntuan yang menewaskan puluhan tentara dan memaksa ribuan penduduk mengungsi. Di pedalaman Venezuela, geng-geng lokal juga mengontrol wilayah dan menetapkan hukum mereka sendiri.

"Menjadi semakin jelas bahwa Maduro kehilangan kendali di dalam dan di luar Caracas," kata Alexander Campos, seorang peneliti di Universitas Pusat Venezuela yang mempelajari kekerasan dan politik, dikutip dari Reuters, 18 Juli 2021.

"Kapasitas dan ambisi kelompok kriminal mulai dari geng hingga gerilyawan berkembang," katanya.

Sebuah jendela yang terkena peluru terlihat di kantor gereja San Miguel Archangel setelah konfrontasi bersenjata antara anggota geng kriminal El Koki dan pasukan polisi di lingkungan El Cementerio, di Caracas, Venezuela 12 Juli 2021.[REUTERS/ Leonardo Fernandez Viloria]

Pakar keamanan mengatakan operasi polisi dengan kekerasan yang diluncurkan Nicolas Maduro pada 2015, dijuluki "Operasi Pembebasan Rakyat," membantu mengkonsolidasikan kelompok geng saingan yang awalnya beroperasi di lingkungan Cota 905 dan daerah sekitarnya dengan memberi mereka musuh bersama. Kelompok hak asasi mengatakan hal itu menyebabkan ratusan pembunuhan di luar proses hukum dan kekerasan terus berlanjut.

Pada tahun 2017 geng-geng itu membuat kesepakatan dengan pemerintah untuk beroperasi tanpa polisi di sektor-sektor tertentu dengan imbalan menurunkan kekerasan. Jalan-jalan menjadi lebih aman, kata warga. Tetapi geng-geng itu menjadi lebih kuat melalui peningkatan perdagangan narkoba dan menargetkan anak-anak sebagai rekrutan, menurut penduduk, yang mengatakan geng-geng itu sekarang dipersenjatai dengan granat dan senapan serbu.

Anggota geng mencari bantuan dengan membagikan makanan dan mengadakan pesta dengan babi yang disembelih dan musik live di tengah krisis ekonomi yang menghancurkan negara itu, kata penduduk.

Remaja yang dilengkapi dengan radio gelombang pendek mendapatkan sekitar US$100 seminggu, atau lebih dari 30 kali upah minimum, untuk menjaga pos pemeriksaan di sebagian besar sudut lingkungan, kata Jose Antonio Rengifo, seorang guru berusia 34 tahun.

Di daerah yang diabaikan oleh lembaga negara, warga melapor ke pos pemeriksaan geng untuk mencari penyelesaian perselisihan mulai dari kekerasan dalam rumah tangga hingga perampokan.

"Di atas sana, itu keluarga," kata Pastor Katolik Wilfredo Corniel, 45 tahun, menunjuk ke rumah-rumah yang terbentang di lereng bukit. "Pemerintah kehilangan pijakan dan kredibilitas."

Meskipun memiliki empat pemimpin, menurut penduduk, kelompok itu disebut sebagai "geng El Koki," mengacu pada pemimpin paling terkenal, Carlos Luis Revete.

Pakar keamanan percaya ekspansi geng dalam enam bulan terakhir ke lingkungan dekat El Cementerio dan Cota 905 di barat daya ibu kota adalah strategi untuk mengendalikan jalan raya yang menghubungkan Caracas ke barat, yang akan memungkinkan mereka untuk mengontrol pengiriman ke ibu kota.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah menangkap pemimpin oposisi Freddy Guevara dan menuduh aktivis anti-pemerintah yang diasingkan, Leopoldo Lopez, bekerja sama dengan geng-geng untuk mengatur penembakan dalam rencana untuk mengacaukan pemerintah. Keduanya menyangkal tuduhan itu.

Kementerian informasi Venezuela tidak menanggapi permintaan komentar.

Baik geng maupun pemerintah tidak mengatakan apa yang memicu kebuntuan, tetapi tampaknya dimulai dengan petugas polisi menembak seorang pemimpin geng yang bersekutu dengan El Koki, menurut sumber yang mengetahui situasi tersebut.

Sebuah parit yang hancur di sebelah kotak penjaga yang digunakan sebagai pos pemeriksaan oleh geng kriminal El Koki terlihat di lingkungan Cota 905 di Caracas, Venezuela 14 Juli 2021. [REUTERS/Leonardo Fernandez Viloria]

Pada malam hari tanggal 8 Juli, pemerintah telah mengeluarkan poster buronan untuk para pemimpin geng, menawarkan hadiah US$500.000 (Rp7,2 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan mereka. Saat itu, kata warga, mereka sudah pergi.

Pasukan keamanan, yang biasanya hanya terlihat di jalan komersial El Cementerio, membanjiri daerah itu. Lampu di Cota 905 dimatikan.

Dari Kamis hingga Minggu, perwakilan organisasi nirlaba Mi Convive, yang mengelola dapur umum di seluruh barrio yang dikendalikan geng, bersembunyi di dalam rumah yang dikelilingi oleh anak-anak, kata Hector Navarro, seorang koordinator. Yang mereka dengar hanyalah suara tembakan.

Selama tiga hari Cota 905 tanpa listrik. Pada hari Sabtu rumah-rumah di sana sudah kehabisan air. Beberapa melarikan diri dengan koper.

Warga mengatakan polisi menggeledah rumah, mencuri makanan dan barang-barang rumah tangga. Beberapa menunjukkan foto jendela pecah dan barang-barang berserakan di kamar.

Operasi itu menewaskan 26 orang, lapor pemerintah. NGO Victim's Monitor mendokumentasikan 37 kematian, termasuk empat petugas dan 22 orang yang diduga bukan anggota geng terbunuh oleh peluru nyasar atau polisi. Tidak ada pemimpin geng utama yang ditahan.

Pada hari Senin, jalan utama El Cementerio sudah ramai. Satu-satunya tanda tembak-menembak adalah poster-poster "Dicari" yang berserakan dan jendela-jendela yang retak akibat peluru nyasar.

Ada seorang remaja di pos pemeriksaan geng di El Cementerio dekat apa yang dikatakan penduduk sebagai salah satu rumah El Koki. Di Cota 905, polisi melanjutkan operasi.

Beberapa di El Cementerio lebih suka geng. "Saya akan memilih seribu kali untuk tinggal bersama El Koki daripada polisi," kata seorang warga ibu kota Venezuela yang tinggal di Cota 905.

Baca juga: Polisi vs Gangster di Venezuela, 23 Orang Tewas

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

10 jam lalu

Salman Khan. AP
Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

Dua lelaki memberondong rumah aktor India Salman Khan di daerah Mumbai Bandra, belum lama ini. Bintang Bollywood ini pernah dapat ancaman pembunuhan.


Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

12 hari lalu

Petugas polisi Ekuador berdiri di luar kedutaan Meksiko tempat mereka memindahkan paksa mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas di Quito, Ekuador 5 April 2024. REUTERS/Karen Toro
Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.


Sebut Israel Lakukan Holocaust di Gaza, Presiden Brasil Didukung Kolombia, Venezuela dan Bolivia

58 hari lalu

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva terlihat saat konferensi pers di sebuah hotel setelah KTT G20, di New Delhi, India, 11 September 2023. REUTERS/Anushree Fadnavis
Sebut Israel Lakukan Holocaust di Gaza, Presiden Brasil Didukung Kolombia, Venezuela dan Bolivia

Pemimpin negara-negara Amerika Selatan seperti Venezuela, Bolivia dan Kolombia menyatakan dukungannya kepada Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva


Mengenal Nayib Bukele: Jadi Presiden El Salvador saat 38 Tahun, Sikat Habis Gangster

6 Februari 2024

Presiden El Salvador Nayib Bukele. REUTERS/Jose Cabezas/File Foto
Mengenal Nayib Bukele: Jadi Presiden El Salvador saat 38 Tahun, Sikat Habis Gangster

Nayib Bukele, yang terpilih jadi Presiden El Salvador dalam usia 38 tahun pada 2019, berhasil menyikat habis gangster.


Kejutan Kualifikasi Olimpiade Paris 2024: Juara Bertahan Brasil Kalah 0-1 dari Paraguay

6 Februari 2024

Pemain Wilder Viera berduel dengan pemain Brasil John Kennedy dalam pertandingan Kualifikasi Olimpiade Amerika Selatan di Estadio Brigido Iriarte, Caracas, 5 Februari 2024. REUTERS
Kejutan Kualifikasi Olimpiade Paris 2024: Juara Bertahan Brasil Kalah 0-1 dari Paraguay

Brasil, Paraguay, Argentina, dan Venezuela bersaing dalam babak kualifikasi final round robin untuk Olimpiade Paris 2024.


Polisi Usut Dugaan Keterlibatan Gangster Meksiko Penembak Turis Turki di Bali dengan Kartel

3 Februari 2024

Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan (kiri) dan Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono (kanan) menunjukkan foto daftar pencarian orang Roberto Sicairos Valdes yang merupakan warga negara Meksiko terduga pelaku kasus penembakan warga negara asing saat konferensi pers di Polres Badung, Bali, Selasa 30 Januari 2024. Tim gabungan Bareskrim Polri dan Polda Bali berhasil menangkap tiga orang tersangka WNA Meksiko berinisial DGV, MJA dan ACJ yang melakukan percobaan pembunuhan dengan menembak warga negara Turki berinisial TM saat melakukan pencurian di sebuah vila di kawasan Mengwi, Badung. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Polisi Usut Dugaan Keterlibatan Gangster Meksiko Penembak Turis Turki di Bali dengan Kartel

Hingga sekarang belum ada kejahatan lain yang dilakukan kelompok gangster Meksiko itu di Indonesia.


Ditangkap di Nganjuk, Gangster Meksiko Penembak WN Turki di Bali Mau Kabur ke Jakarta

3 Februari 2024

Polisi menggiring warga negara Meksiko berinisial DGV (kedua kiri), MJA (tengah) dan ACJ (kedua kanan) saat konferensi pers pengungkapan kasus penembakan warga negara asing di Polres Badung, Bali, Selasa 30 Januari 2024. Tim gabungan Bareskrim Polri dan Polda Bali berhasil menangkap tiga orang tersangka WNA Meksiko yang melakukan percobaan pembunuhan dengan menembak warga negara Turki berinisial TM saat melakukan pencurian di sebuah vila di kawasan Mengwi, Badung. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Ditangkap di Nganjuk, Gangster Meksiko Penembak WN Turki di Bali Mau Kabur ke Jakarta

Sicairos Valdes Roberto, warga negara Meksiko, ditangkap di Terminal Nganjuk saat mencoba kabur ke Jakarta usai menembak warga negara Turki di Bali


Sembilan Remaja Ditangkap di Depok Usai Tawuran, Mengaku Anggota Geng Codot

27 Januari 2024

Ketua Tim 1 Patroli Perintis Presisi Polres Metro Depok Ipda Iwan Nugraha (kanan) bersama Anggota Brigadir Lungkit Widodo menunjukan sajam yang diamankan dari anggota gangster Codot.neverdie di bengkel motor Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Depok, Sabtu dini hari, 27 Januari 2024. Foto : Tim Patroli Perintis Presisi
Sembilan Remaja Ditangkap di Depok Usai Tawuran, Mengaku Anggota Geng Codot

Polisi menangkap sembilan remaja yang diduga terlibat tawuran di perbatasan Depok dan Kabupaten Bogor


Ekuador Menyatakan Kondisi Darurat 60 Hari, Gangster Narkoba Ngamuk

11 Januari 2024

Seorang pria menodongkan pistol ke kepala presenter TV Ekuador Jose Luis Calderon saat siaran di dalam stasiun televisi TC Ekuador, di Guayaquil, Ekuador, 9 Januari 2024. Sejumlah pria beberapa kali menodongkan senjata api ke arah jurnalis Ekuador Jose Luis Calderon, yang di depan kamera memohon kepada polisi untuk meninggalkan lokasi stasiun televisi. Courtesy TC/Handout via REUTERS
Ekuador Menyatakan Kondisi Darurat 60 Hari, Gangster Narkoba Ngamuk

Presiden Ekuador Daniel Noboa menyatakan negaranya sedang "berperang" dengan geng narkoba yang menyandera lebih dari 130 sipir penjara.


Inilah 10 Kota dengan DPT Luar Negeri Paling Sedikit di Pemilu 2024

8 Januari 2024

Pemilih memperhatikan daftar pasangan Calon Presiden, Wakil Presiden dan calon legislatif saat simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 di TPS 30 Kelurahan Panggung, Tegal, Jawa Tengah, Selasa 26 Desember 2023. Simulasi yang diselenggarakan KPU Kota Tegal tersebut diikuti 284 pemilih dilaksanakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pemungutan dan penghitungan suara pada Pemilu 2024 mendatang. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Inilah 10 Kota dengan DPT Luar Negeri Paling Sedikit di Pemilu 2024

Ibu kota Ekuador, Quito, menjadi kota dengan DPT Luar Negeri di Pemilu 2024 paling sedikit. Hanya 44 orang.