TEMPO.CO, Jakarta - Fidel Castro, tokoh revolusi Kuba, meninggal di usia 90 tahun, pada Jumat malam 25 November 2016 waktu setempat atau Sabtu waktu Indonesia. Mantan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, mengenang Fidel sebagai sosok penguat bangsa.
“Fidel berdiri dan menguatkan bangsanya selama diblokade Amerika,” kata Gorbachev seperti dilansir Guardian, Sabtu, 26 November 2016. Fidel berhasil membawa negaranya keluar dari blokade menuju kemerdekaan.
Gorbachev mengatakan peran Fidel sebagai penguat bangsa masih besar dalam beberapa tahun terakhir. Padahal ia telah menyerahkan kepemimpinan Kuba kepada adiknya, Raul Castro.
Gorbachev mengatakan Fidel mencoba segala cara untuk menghancurkan sistem kolonial demi membangun hubungan kerja sama. “Saya sangat sedih mengetahui waktu Fidel sudah habis. Ia akan tetap berada dalam memori sebagai politikus, lelaki, dan sahabat kami yang hebat,” kata dia.
Fidel Castro lahir di Biran, Kuba, pada 13 Agustus 1926. Ia pernah dipenjara karena memimpin perlawanan terhadap rezim Batista pada 1953. Namun usahanya gagal sehingga ia ditangkap.
Pada 1956, ia memulai perang gerilya terhadap pemerintah bersama Che Guevarra. Ia berhasil mengalahkan Batista pada 1959 dan diangkat menjadi Perdana Menteri Kuba.
Baca:
Fidel Castro, Tokoh Revolusi Kuba, Meninggal
Ini Isi Pidato Terakhir Fidel Castro Sebelum Meninggal
Fidel Castro Meninggal, Pemimpin Dunia Ucapkan Belasungkawa
VINDRY FLORENTIN | GUARDIAN | BBC