TEMPO.CO, Riyadh - Arab Saudi menuding rezim Presiden Bashar al-Assad dan sekutunya, Rusia, melanggar gencatan senjata di Suriah, Minggu, 28 Februari 2016.
"Ada pelanggaran gencatan senjata oleh Rusia dan rezim Suriah. Kami akan mendiskusikan pelanggaran ini dengan 17 negara, kelompok pendukung Suriah yang dipimpin Rusia dan Amerika Serikat," kata Menteri Luar Negeri Saudi Adel Jubeir kepada wartawan di Riyadh
Baca juga: ISIS Bom Pasar Telepon Seluler di Bagdad, 70 Orang Tewas
Gencatan senjata telah berlangsung di hampir seluruh Suriah, meskipun ada beberapa pelanggaran, termasuk serangan jet tempur terhadap enam kota di Provinsi Aleppo pada Minggu dinihari, 28 Februari 2016, waktu setempat. Hal tersebut disampaikan Syrian Observatory for Human Rights sehari setelah gencatan senjata itu disepakati pihak-pihak yang bertikai.
Oposisi Suriah menuduh rezim Presiden Bashar al-Assad dan sekutunya melanggar gencatan senjata yang berlaku pada Sabtu, 27 Februari 2016, sebanyak 15 kali. Namun keesokan hari, Observatory menyatakan gencatan senjata itu dilanjutkan dengan penghentian permusuhan.
Baca juga: Pemilu Iran, Rafsanjani Serukan Persatuan Nasional
Juru bicara Komite Nasional Tinggi (HNC) mengatakan, "Kemarin hari pertama warga masyarakat keluar ke jalanan."
Namun, ucap dia, HNC akan mengirimkan surat kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sejumlah menteri luar negeri mengenai serangan udara Rusia di sekitar Aleppo, termasuk serangan oleh Hizbullah di Zabadani.
Baca juga: Bertemu Dubes Israel, Anggota Parlemen Mesir Dilempar Sepatu
Juru bicara ini juga menjelaskan, HNC meminta Amerika Serikat memberikan informasi mengenai cara negeri itu memantau jalannya gencatan senjata. Namun, hingga kini, mereka belum mendapatkan jawaban.
Militer Rusia menjelaskan pada Minggu, 28 Februari 2016, gencatan senjata telah retak dan dilanggar sembilan kali selama lebih dari 24 jam. Namun gencatan senjata masih berlaku di hampir semua wilayah.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN