TEMPO.CO, Jakarta - Masih ingat gadis cilik Bana Al Abed yang berkicau di Twitter tentang pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak? Kicauannya kemudian menggema di dunia internasional.
Bana kemarin baru saja berkunjung ke markas PBB di New York bersama ibunya, Fateema Al Abed. Mereka berdua diundang berkunjung ke markas PBB dan kantor pusat Twitter. Bana dan ibunya diminta menceritakan bagaimana pengalaman mereka tinggal dan hidup selama dalam pengepungan pemberontak di Aleppo.
Baca: Bana Alabed, Bocah Perempuan Pengirim Twitter dari Aleppo
"Itu sangatlah sulit, dan saya kehilangan seluruh teman, ayah dan saudara yang semuanya meninggal," kata Bana di hadapan anggota PBB sebagaimana dilansir oleh New York Times, 6 Oktober 2017.
Bana berharap keadaan di Suriah bisa normal kembali dan dia dapat bermain bersama kawan-kawannya. "Saya hanya berharap untuk bisa hidup tanpa peperangan dan bisa kembali ke ke sekolah," kata Bana kepada The Times.
Sang ibu yang menemani menceritakan bagaimana dia mulai berinteraksi dengan Twitter hingga akhirnya mereka bisa menjadi populer di dunia maya seperti saat ini. "
"Sebagai seorang ibu saya harus mengambil tindakan disaat tidak ada yang bisa dilakukan dan tidak ada air maupun makanan," kata Fatemah kepada New York Times.
Baca: Bocah Pengirim Tweet Perang Suriah Akhirnya Bertemu Erdogan
Karena cuitan mereka selama masa pengepungan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan pertolongan kepada mereka, dan saat ini mereka diberi tempat untuk bisa tinggal di Turki.
"Saya senang menjadi tuan rumah kedatangan @AlabedBana dan keluarganya di Kompleks Presiden hari ini," kata Erdogan dalam akun Twitternya.
Memasuki usianya yang ke-7 tahun, Bana bersama ibunya membuat sebuah buku yang menceritakan perjalanan mereka selama berada dalam kepungan hingga mereka bisa selamat seperti saat ini.
Melalui story di akun Instagram @UnitedNations ,dikabarkan Bana dan ibunya diajak berkeliling di sekitar New York pada Rabu, 18 Oktober 2017.
Dalam sebuah video pendek Bana juga menyampaikan harapannya agar anak-anak kuat dalam menghadapi segala masalah dan mampu menjadi solusi dalam perang saat ini. "Saya ingin agar anak-anak kuat, dan bisa menyelamatkan anak-anak lainnya dan juga bisa menghentikan perang," kata Bana, saksi betapa mengerikannya perang di Suriah.
NEW YORK TIMES | MUHAMMAD IRFAN AL AMIN