TEMPO.CO, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Barack Obama berusaha meyakinkan Kongres bahwa kesepakatan nuklir Iran bakal menciptakan dunia yang lebih aman.
Pesan itu disampaikan Obama dalam upaya mencari dukungan sebelum pemungutan suara di Kongres pekan ini.
Kesepakatan nuklir Iran dengan enam negara besar-terdiri atas AS, Rusia, Cina, Prancis, Inggris, Jerman dan Iran-yang tertuang dalam dokumen setebal 159 halaman rampung pekan ini setelah melalui diskusi panjang di Wina.
Namun untuk Amerika Serikat, sebelum diberlakukan, isi kesepakatan ini harus disetujui Kongres. Beberapa anggota Kongres Partai Republik telah menyatakan akan menolak kesepakatan nuklir Iran yang membuat geram Israel tersebut.
"Anda akan banyak mendengar argumen sengit dan sering kali tidak jujur dalam satu pekan ke depan," kata Obama dalam pidato mingguan, Sabtu lalu.
Obama menegaskan kesepakatan itu akan menutup semua akses Iran ke persenjataan nuklir. Dunia juga dapat mengawasi terus-menerus semua fasilitas utama nuklir Iran.
Pengawas internasional juga memperoleh akses ke rantai persediaan nuklir Iran. Jika salah satu isi kesepakatan tersebut Teheran langgar, sanksi akan segera berlaku kembali.
"Kami akan melakukan apa pun untuk menghentikannya," ujar John Boehner, juru bicara Kongres dari Partai Republik.
Adapun ketua komite urusan luar negeri Senat dari Republik yang ingin mendengar argumen lebih jauh dalam isu ini.
Banyak anggota Partai Republik lain yang menyebut kesepakatan itu sebagai "salah satu kegagalan diplomasi Amerika terburuk" atau "memperkuat rezim kejahatan Iran".
Namun mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton yakin pemerintahan Obama telah mengambil langkah yang tepat.
THE GUARDIAN | BINTORO AGUNG S.