TEMPO.CO, Jakarta - Juara catur wanita asal Iran bergabung dengan Federasi Catur Amerika Serikat beberapa bulan setelah mengetahui bahwa dia secara resmi dilarang bermain untuk tanah airnya karena menolak mengenakan jilbab.
Pejabat di Federasi Catur Amerika Serikat mengatakan, Dorsa Derakhshani, 19 tahun, grandmaster yang dibesarkan di Teheran akan bersaing dalam pengawasannya. Derakhshani bergabung secara resmi dengan Federasi Catur Amerika Serikat pada September lalu.
Baca: FIBA Cabut Larangan Pakai Jilbab untuk Pemain Basket
Nama Derakhshani tercatat di situs Fédération Internationale des Échecs, atau World Chess Federation Cabang Amerika yang mewakili Amerika Serikat di federasi dunia.
"Iran tidak membiarkan dia bertanding di turnamen tertentu sehingga dia memerlukan persetujuan federasi seperti juara dunia atau junior dunia," kata Alejandro Ramirez, pelatih timnya di Universitas St. Louis. "Tentu saja, Amerika tidak bermasalah dengan itu."
Seperti yang dilansir New York Times pada 3 Oktober 2017, Derakhshani pindah ke Amerika Serikat untuk mulai berkompetisi dengan tim catur universitas tersebut Juli lalu.
Baca: Lawan Islamofobia, Presiden Austria Imbau Wanita Gunakan Jilbab
Derakhshani berkompetisi tanpa jilbab di Festival Catur Tradewise Gibraltar yang berlangsung selama seminggu pada Februari lalu. Iran mewajibkan wanita mengenakan penutup kepala di depan umum.
Beberapa minggu setelah turnamen Gibraltar berakhir, Derakhshani mengaku baru mengetahui dari temannya bahwa federasi catur Iran telah melarangnya karena tidak mengenakan jilbab. Otoritas Iran juga melarang saudara laki-lakinya yang berusia 14 tahun, Borna, karena bertanding melawan pemain Israel di Gibraltar.
"Itu datang tanpa peringatan apapun, tanpa apapun," katanya dalam sebuah wawancara dengan televisi Amerika Serikat pekan lalu.
Derakhshani tidak berada di Iran saat mengetahui larangan tersebut. Dia telah pindah ke Barcelona, ??Spanyol, pada tahun 2015 untuk bermain dengan klub catur dan melanjutkan studinya.
Baca: Kunjungi Arab Saudi, Melania Trump dan Ivanka Ogah Berhijab
Namun pejabat federasi catur Iran, Mehrdad Pahlevanzadeh mengatakan apa yang dialami Derakhshani tidak biasa."Dia bermain untuk Iran hanya satu kali pada 2014," katanya.
Ini bukan pertama kali unsur politik dan budaya telah muncul di papan catur. Pada tahun 2011, salah satu grandmaster terkemuka Iran, Ehsan Ghaem Maghami, dikeluarkan dari sebuah turnamen internasional setelah ia menolak bertanding melawan Israel. Dia menolak lagi pada 2016 di sebuah turnamen di Swiss.
Juara catur wanita Amerika Serikat, Nazi Paikidze-Barnes tahun lalu menyatakan dirinya akan memboikot kejuaraan dunia di Iran tahun 2017 karena mengharuskannya mengenakan jilbab.
NEW YORK TIMES|YON DEMA