TEMPO.CO, Jakarta - Front populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) di jalur Gaza mengadakan unjuk rasa solidaritas untuk Venezuela, membela Venezuela yang menjadi sasaran imperialis Amerika Serikat, khususnya keputusan terbaru pemerintah AS yang memberlakukan sanksi ekonomi dan melabeli negara tersebut sebagai "ancaman keamanan nasional" AS. Ini dianggap sebuah ancaman yang jelas akan adanya upaya intervensi AS terhadap Venezuela dan pemerintah yang terpilih.
Banyak perwakilan organisasi yang berpartisipasi dalam protes membawa bendera Venezuela dan Palestina, poster Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan almarhum pemimpin Venezuela Hugo Chavez, beserta slogan-slogan menuntut diakhirinya ancaman AS terhadap Venezuela.
Kamerad Jamil Mizher, anggota Biro Politik dari PFLP dan pemimpin cabang di Gaza, berbicara pada acara tersebut, menyampaikan salam dan solidaritas dari PFLP, yang pemimpinnya dipenjara, Kamerad Ahmad Sa'adat, orang-orang Palestina dan Arab kepada rakyat Venezuela.
"Kami berdiri hari ini di Kota Gaza dalam solidaritas dengan salah satu pusat paling penting dari pembangunan sosialis di dunia, peninggalan dan ahli waris dari pemimpin kemerdekaan Simon Bolivar, dan dari kamerad akhir Hugo Chavez, Republik Bolivarian Venezuela dan revolusinya," kata Mizher.
Baginya ancaman terhadap Republik Bolivarian tidak berbeda dari serangan Zionis fasis yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina. Dan bahwa keduanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari imperialis AS dan rencana Zionis untuk menekan hak-hak masyarakat dunia untuk menentukan nasib sendiri, kedaulatan dan kemerdekaan.
Mizher mencatat bahwa orang-orang dan pemerintah Venezuela telah sangat mendukung rakyat Palestina dan perjuangan Palestina dan telah jelas mengutuk kejahatan Zionis. Dan bahwa orang-orang Palestina dan khususnya PFLP, berjanji untuk berdiri bersama Venezuela dan menghadapi ancaman brutal imperialisme, membela martabat, dan kebebasan.
"Ancaman AS baru-baru ini terhadap Republik Bolivarian dan Presiden Maduro hanya menegaskan kembali kebenaran pendekatan Venezuela, jalan yang ditempuh almarhum Hugo Chavez, baik di tingkat domestik - mengadopsi rencana komprehensif untuk pembangunan ekonomi, keadilan sosial, partisipasi rakyat, dan mengakhiri dominasi , tirani dan korupsi - dan pada tingkat internasional, melalui pembentukan anti-imperialis, kebijakan anti-Zionis yang jelas dalam mendukung hak-hak bangsa di dunia," kata Mizher.
Mizher juga mencatat penolakan yang komprehensif di seluruh Amerika Latin atas rencana AS, khususnya respon dari pertemuan darurat Aliansi Bolivaria , menuntut AS mundur dari ancaman terhadap Venezuela, serta respon dari Presiden Evo Morales Bolivia dan Raul Castro dari Kuba.
"Solidaritas yang luas atas Venezuela menegaskan bahwa Venezuela tidak sendirian dalam pertempuran ini, ancaman ini tidak semata-mata agresi terhadap Venezuela, tetapi juga terhadap negara-negara ini," kata Mizher.
Dia mendesak aksi global dan mengorganisir untuk melawan ancaman ini dan menolak globalisasi imperialis yang dimaksud untuk melemahkan kebebasan masyarakat dan hak mereka untuk menentukan nasib sendiri.
Louis Daniel Lugo, duta besar Venezuela untuk Palestina, berbicara melalui telepon, menaruh hormat pada penyelenggara yang berpartisipasi dalam acara dan PFLP.
"Venezuela bukan merupakan ancaman, tetapi pada kenyataannya adalah negara yang menjamin keadaan keamanan bagi orang-orang yang menderita dan orang-orang yang berjuang di dunia, khususnya di Amerika Latin. Kami bertekad untuk menolak rencana apapun untuk kudeta atau intervensi untuk memaksakan situasi kami seperti nasib Irak, Suriah, Panama dan negara-negara lain." ujar Lugo.
SCOOP.CO | MECHOS DE LAROCHA