TEMPO.CO, Jakarta -Mahasiswa Irlandia memprotes serangan Israel terhadap warga Palestina di Gaza dengan mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin dan menutup pameran Book of Kells, salah satu tempat wisata utama Irlandia.
Sekitar 60 mahasiswa berkumpul di Fellows Square mulai pukul 20.30 pada Jumat, dan protes berlanjut pada Sabtu, 4 Mei 2024 dengan pawai solidaritas pada siang hari, menurut laporan media setempat Irish Times.
Perkemahan mulai didirikan pada Jumat malam setelah serikat mahasiswa Trinity College mengatakan mereka telah didenda sebesar 214 ribu euro oleh pihak universitas atas kerugian finansial yang timbul akibat protes dalam beberapa bulan terakhir, yang tidak hanya terkait dengan perang di Gaza.
Ketua serikat mahasiswa László Molnárfi, dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial X pada Jumat, mengatakan: “Mahasiswa di Trinity College Dublin telah mendirikan perkemahan untuk Palestina, menuntut universitas mereka memutuskan hubungan dengan Israel sesuai dengan prinsip-prinsip BDS (Boikot, Divestasi, Sanksi) yang didukung oleh sebagian besar mahasiswa dan staf.”
Molnárfi juga mengunggah foto bangku-bangku yang bertumpuk di depan pintu masuk gedung tempat wisata Book of Kells di X pada Jumat. “Book of Kells kini ditutup untuk sementara waktu,” katanya dalam postingan tersebut.
Trinity College Dublin mengonfirmasi bahwa, “perkemahan mahasiswa TCD BDS telah dilaksanakan di Trinity. Trinity mendukung hak mahasiswa untuk melakukan protes sesuai peraturan universitas dan memantau situasi dengan cermat.”
Mereka mengatakan pihaknya telah membatasi akses ke kampus bagi mahasiswa, staf dan warga untuk memastikan keselamatan, dan bahwa pameran Book of Kells akan ditutup pada Sabtu 4 Mei 2024.
Sebuah pesan di platform pemesanan untuk Book of Kells Experience mengatakan bahwa kampus tersebut akan ditutup pada Sabtu “karena keadaan di luar kendali kami”.
Protes di Irlandia menyusul gelombang unjuk rasa mahasiswa di seluruh Amerika Serikat. Para mahasiswa menuntut perguruan tinggi masing-masing untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel dan melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel.
Ratusan staf Trinity dan mahasiswa pascasarjana telah menandatangani seruan kepada rektor universitas untuk melakukan peninjauan terhadap hubungan dengan institusi-institusi Israel.
Dalam sebuah pernyataan, universitas tersebut mengatakan mereka memiliki dana abadi yang tidak dikelola oleh mereka sendiri, namun oleh manajer investasi.
Trinity juga menyatakan bahwa mereka adalah organisasi nirlaba yang tidak dapat bertahan hanya dengan pendanaan pemerintah Irlandia, sehingga bergantung pada sumber pendapatan lain.
Rektor universitas Linda Doyle mengatakan Trinity College sedang meninjau investasinya dalam portofolio perusahaan, dan bahwa keputusan apakah mereka bekerja sama dengan institusi Israel berada di tangan masing-masing akademisi.
Pemerintah Irlandia telah lama memperjuangkan hak-hak Palestina, dan perdana menteri barunya Simon Harris telah berjanji untuk segera mengakui Palestina sebagai sebuah negara secara resmi.
Irlandia bersama Spanyol, Malta dan Slovenia mengumumkan pada Maret lalu bahwa mereka akan bersama-sama berupaya mewujudkan pengakuan negara Palestina.
Pilihan Editor: Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia
REUTERS | IRISH TIMES