TEMPO.CO, Jakarta - Dua korban tewas dan tiga lainnya terluka saat berakhirnya drama teror penyanderaan di Lindt Chocolat Cafe, Sydney, Australia. Seperti dikutip dari situs ABC, korban berjatuhan setelah terjadinya aksi saling tembak antara polisi dan pelaku penyanderaan, Man Haron Monis. Drama teror penyanderaan di Australia yang berlangsung 16 jam itu berakhir pada Selasa dinihari, 16 Desember 2014.
Tujuh sandera sebelumnya sudah diungsikan keluar dari kafe. Lima di antaranya mendapat perawatan serius. Korban luka-luka juga dikabarkan termasuk anggota polisi. Adapun kondisi Monis tidak diketahui pasti.
Menurut CNN, Monis panik saat mengetahui dirinya sudah terkepung. Dia berteriak-teriak kepada sejumlah sandera.
Monis meminta bendera dan telepon genggam kepada sandera untuk mengontak sejumlah media massa. Dia juga dilaporkan mem-posting pesan di media sosial dan mengunggah video ke YouTube. Pria yang dikenal sebagai Sheikh Haron tersebut diduga bertindak sendirian dalam menjalankan aksi terornya di Australia.
Kepada Tempo, salah satu warga negara Indonesia yang menjadi saksi penyanderaan menuturkan aksi penyanderaan terjadi sekitar pukul 10.00 pada Senin pagi, 15 Desember 2014, waktu setempat. Saat kejadian, ada sekitar 30 pengunjung dan staf di dalam kafe.
Meski sedang disandera, para pelayan kafe tetap melayani mereka. "Tapi tak ada seorang pun menyantap apa yang dihidangkan," ujarnya.
Sebelum operasi pembebasan dilakukan, lima sandera berhasil melarikan diri. Dua dari kelima sandera yang kabur itu adalah pelayan kafe.
CNN | ABC | DEWI
Baca juga:
Surat Sakti Agar Golkar Kubu Ical Disahkan Laoly
KPK Kecewa Rekening Gendut Gubernur, Kenapa?
Kena Cacar Air, Ini Penampakan Angelina Jolie
5 Ribu Polisi Jaga Perayaan Natal dan Tahun Baru