TEMPO.CO, Hong Kong - Pejabat Hong Kong memerintahkan polisi menertibkan kamp pendemo pro-demokrasi di jantung kota. Setelah hampir dua bulan berunjuk rasa, para aktivis ini harus menerima pengusiran dan hanya tinggal memiliki satu tempat untuk bernaung.
Sekitar 30 petugas pengadilan di depan Menara Citic di Admiralty, yang berdekatan dengan gedung pusat pemerintah, mulai membongkar barikade dan tenda para pendemo. Pihak berwenang juga menggunakan alat pemotong untuk meruntuhkan barikade yang terbuat dari pagar besi.
"Kami akan berdemo dengan menggunakan prinsip non-kekerasan dan perdamaian. Kami tidak mencari masalah dengan polisi. Kami tidak keberatan mereka membongkar kamp kami," kata Joshua Wang, salah satu mahasiswa pemimpin demo, seperti dilaporkan Reuters, Selasa, 18 November 2014.
Beberapa pengunjuk rasa juga terlihat mengemasi barang-barang mereka, seperti bantal, selimut, dan perlengkapan lain dari dalam tenda. Mereka akan berpindah ke lokasi lain yang juga telah diklaim sebagai zona demonstrasi.(Baca: Sebulan Demo Hong Kong Belum Ada Titik Temu)
"Kami tidak akan melakukan apa-apa, tapi kami akan tetap mengamati. Ini adalah demo yang damai. Tidak akan ada kekerasan," kata Gary Yeung, seorang aktivis.
Baca Juga:
Para pendemo menuntut pemilihan langsung pemimpin Hong Kong pada Pemilu 2017. Permintaan itu mereka ajukan langsung kepada pemerintah Beijing untuk mengembalikan formula kebijakan pemerintah Cina pada 1997, yaitu satu negara, dua sistem. (Baca: Cina Batasi Berita Soal Demo Hong Kong)
Setelah beberapa kali berunding, pemerintah Beijing akhirnya menyetujui pemungutan suara langsung pada pemilu nanti. Namun mereka tetap akan menyaring para kandidat dengan aturan yang ketat.
RINDU P. HESTYA | REUTERS
Berita Lain:
Di Negara Ini Harga BBM Turun Tapi Tetap Mahal
Algojo ISIS, Jihadi John, Dikabarkan Terluka Parah
Pejabat AS: Ini Wanita Pertama yang Disekap ISIS