TEMPO.CO, Jakarta -Hong Kong memperingati 20 tahun penyerahan oleh Inggris ke Cina pada Sabtu, 1 Juli 2017. Melalui skema satu negara dua sistem, Hong Kong mendapat mendapat sejumlah kebebasan yang tidak didapat wilayah lain di Cina.
Namun hal itu tidak sepenuhnya membuat warga Hong Kong puas. Beberapa tokoh terkemuka mengimpikan bebas sepenuhnya dari Beijing. Berikut sosok penting dalam perjalanan 20 tahun Hong Kong, kota yang paling demokrasi dan dinamis di Cina.
Chris Patten
Christopher Francis Patten adalah orang Inggris ke-28 dan terakhir yang menjadi Gubernur Hong Kong, dari tahun 1992 sampai 1997.
Patten merupakan salah satu gubernur yang paling dicintai rakyat Hong Kong sekaligus paling dibenci oleh Partai Komunis Cina. Dia bahkan diberi sebuah nama resmi Cina, Pang Ding-hong, sebuah nama dengan etimologi yang didasarkan pada kata-kata stabilitas dan kesehatan.
Dia meninggalkan Hong Kong pada 1 Juli 2017, setelah upacara serah terima bersama Pangeran Charles, dengan kapal pesiar kerajaan Inggris, HMY Britannia. Patten menagis sepanjang hari setelah menyerahkan kota pelabuhan itu ke Beijing.
Baca juga:
Li Ka-shing
Li Ka-shing merupakan taipan berpengaruh di Hong Kong karena kontribusinya terhadap perkembangan perekonomian kota pelabuhan tersebut.
Perusahaan andalannya, Cheung Kong Property Holdings, saat ini merupakan pengembang properti terbesar ketiga di dunia berdasarkan nilai pasar. Dijuluki "Superman" karena kecakapan bisnisnya, pria berusia 89 tahun itu dipandang sebagai simbol dari segelintir perusahaan yang membangun ekonomi Hong Kong.
Anson Chan
Anson Chan adalah wanita pertama dan orang etnis Tionghoa yang memegang posisi tertinggi kedua di Hong Kong. Dia adalah mantan Ketua Sekretaris selama satu dekade, baik di pemerintahan kolonial Inggris dan pemerintahan Wilayah Administratif Khusus Hong Kong di bawah kekuasaan Cina Daratan.
Chan dikenal karena kerap menyuarakan demokrasi sepenuhnya dan kebebasan berbicara di Hong Kong. Sikapnya membuatnya mendapatkan julukan Hati Nurani Hong Kong dan Kupu-kupu Besi.
Leung Kwok-hung.
Pria yang dijuluki " Si Rambut Panjang" karena penampilannya itu adalah seorang aktivis demokrasi senior di Hong Kong. Pada tahun 2004, Leung terpilih menjadi anggota Dewan Legislatif untuk pertama kalinya, dan masih duduk di legislatif hingga hari ini.
Leung, yang memerankan dirinya sebagai revolusioner Argentina Che Guevara, tidak pernah berhenti melawan pemerintah pusat dan Hong Kong. Dia telah dipenjara berkali-kali karena melakukan aksi demonstrasi publik. Penjaga keamanan terkadang menyeretnya karena mengganggu pidato pejabat tinggi.
Joseph Zen
Zen, uskup Hong Kong yang terkenal atas kritikan kerasanya terhadap Beijing. Selama enam tahun mengepalai gereja katolik Hong Kong Zen terus meneriakan kebebasan beragama di Cina dan memprotes cara Cina menunjuk uskup tanpa persetujuan Vatikan.
Pada Februari 2006, Zen dipilih oleh Paus Benediktus sebagai satu dari 15 kardinal barunya. Cina, mengecam promosi tersebut dan dianggap sebagai tindakan bermusuhan oleh Vatikan.
Joshua Wong
Joshua Wong, merupakan siswa sekolah terkenal setelah mengorganisir sebuah demonstrasi besar menentang sistem pendidikan nasional Cina serta meneriakkan slogan-untuk memprotes kurikulum pendidikan Hong Kong pada 1 September 2012.
Dia kemudian menjadi salah satu pemimpin Gerakan Umbrella Demokrasi 2014. Pada tahun 2016, dia mendirikan sebuah partai politik baru, Demosisto, yang mendukung sebuah referendum untuk menentukan kedaulatan Hong Kong.
Ya
Yau Wai-ching, 25 tahun, adalah wanita termuda yang terpilih menjadi anggota legislatif Hong Kong. Dalam upacara pelantikan pada Oktober 2016, wanita dari partai pro-kemerdekaan itu membawa spanduk yang menentang Cina dan menggunakan kata makaian terhadap Cina dalam sumpahnya.
Pengadilan Hong Kong kemudian memutuskan untuk mendiskualifikasi Yau dan rekan partainya Baggio Leung, yang mengambil sumpah serupa.
QUARTZ|GUARDIAN|YON DEMA