TEMPO.CO, Hong Kong -Dalam kunjungan bersejarah ke Hong Kong, Presiden Cina, Xi Jinping menyapa militer dengan sebutan Kamerad, sapaan khas para revolusioner. Barisan kendaraan lapis baja, mobil peluncur rudal serta nyanyian tentara menyambut kunjungan pertama Xi untuk memperingati 20 tahun Inggris menyerahkan Hong Kong ke Cina.
Dalam parade militer yang berlangsung pada Jumat, 30 Juni 2017 itu, presiden Xi tidak mengenakan jas formal seperti biasanya. Xi mengenakan pakaian tradisional Mao Zadong, pemimpin revolusi Cina.
Baca: Pemuda 17 Tahun Jadi Penggerak Demo Hong Kong
Seperti yang dilansir Channel News Asia pada 30 Juni 2017, Xi melakukan inspeksi pasukan di lapangan udara Tentara Pembebasan Rakyat Cina di utara Hong Kong dengan mengendarai jip terbuka. Ini merupakan parade militer terbesar sejak serah terima pada tahun 1997.
Saat jip perlahan-lahan melaju melewati barisan personil militer dari angkatan udara, laut dan darat, Xi berteriak "Halo Kamerad!" dan pasukan menanggapi "Halo Pemimpin!"
Kunjungan tiga hari Xi adalah yang pertama sejak menjadi presiden pada tahun 2013, dan hadir tiga tahun setelah demonstrasi pro-demokrasi besar yang melumpuhkan Hong Kong.
Baca: Pendemo Hong Kong Beri Cina Batas Waktu
Kedatangannya ke Hong Kong pada Kamis, 29 Juni 2017, diwarnai dengan aksi protes di berbagai wilayah otonomi khusus tersebut. Sedikitnya 26 aktivis diamankan polisi, termasuk pemimpin aksi pro-demokrasi Joshua Wong dan legislator muda Nathan Law.
Para aktivis kemudian dibebaskan pada Jumat dini hari sebelum parade militer berlangsung. Para aktivis terus menuntut agar Beijing menghentikan segala campur tangan di Hong Kong dan memberlakukan sistem demokrasi penuh.
Saat diserahkan oleh Inggris ke Cina pada 1997 di bawah sistem satu negara, Hong Kong dijamin haknya termasuk hak untuk kebebasan berbicara dan peradilan yang independen selama 50 tahun. Namun muncul kekhawatiran kebebasan tersebut lenyap karena pemerintahan Xi Jinping menjadi semakin agresif melalui sejumlah pembungkaman terhadap kebebasan berpendapat di Hong Kong.
CHANNEL NEWS ASIA|YON DEMA