TEMPO.CO, Islamabad - Saluran televisi Pakistan Geo News, Jumat, 6 Juni 2014, menuntut badan intelijen negara ini, Inter-Services Intelligence (ISI), menyampaikan permintaan maaf karena melakukan pencemaran nama baik dengan menuduh tv swasta itu anti-negara.
"Geo News dan Jang Group sudah melayangkan pemberitahuan hukum kepada Kementerian Pertahanan, Inter-Services Intelligence (ISI), dan Otoritas Pengatur Media Elektronik Pakistan (PEMRA) karena pencemaran nama baik dan menjelekkan kelompok usaha ini," kata Geo News and Jang Group dalam keterangan pres yang dipublikasikan koran yang dimiliki oleh grup perusahaan ini.
"Lebih dari 8.000 jurnalis, pekerja, dan profesional yang tergabung dalam kelompok ini dan keluarga mereka tidak hanya dilecehkan tetapi juga diserang dan mengalami penyiksaan di Pakistan," kata pernyataan itu.
Geo News memberikan waktu 14 hari kepada ISI untuk menarik kembali tuduhannya dan mengeluarkan permintaan maaf di depan publik. Langkah Geo News ini mengundang perhatian karena kritik publik secara terbuka terhadap militer dan intelijen masih tergolong tabu di Pakistan.
Ketegangan terkait dengan masalah Geo News ini dianggap mengungkap adanya perpecahan antara Perdana Menteri Nawaz Sharif dan pihak militer yang telah memerintah negara ini selama lebih dari setengah dari sejarahnya.
Militer melihat keengganan pemerintah untuk menutup Geo News sebagai tanda pembangkangan terhadap militer. Karena itu, langkah terbaru PEMRA, yang menghentikan siaran Geo News selama 15 hari sejak 28 Mei lalu, dipandang sebagai solusi kompromi.
Ketegangan antara grup Geo News dengan ISI terkait dengan penembakan terhadap Hamid Mir, jurnalis ternama stasiun tv ini pada 19 April 2014. Geo News menyebut ISI berada di balik penembakan itu, yang membuat militer marah. Geo News akhirnya meminta maaf atas pernyataan itu, tapi tak berhasil mendinginkan ketegangan akibat kasus tersebut.
Thenews.com.pk | Abdul Manan
Berita Lainnya
Pria Australia Klaim Tiduri Ratusan Gadis di Bali
Dinikahi Putri Jepang, Pria Biasa Ini Pendeta
Tolak Diperkosa, Wanita India Ditembak Mati
Putri Jepang Nikahi Pria Kebanyakan pada Oktober
5 Hal Tentang Letizia, Ratu Spanyol Masa Depan