TEMPO.CO, Abuja – Meski tumbuh sebagai negara dengan ekonomi paling kuat di Afrika, Nigeria tetap begitu dirugikan dengan kehadiran militan Boko Haram. Negara yang memiliki banyak cadangan minyak ini menderita akibat kejahatan yang merajalela, korupsi, kekerasan, kurangnya pendidikan, dan pelanggaran hak asasi manusia.
Kelompok usia muda, terutama laki-laki, telah direkrut untuk masuk organisasi ini. Dikutip dari Live Science, Kamis, 8 Mei 2014, menurut laporan dari United States Institute of Peace (USIP) dan Yayasan CLEEN, pengangguran, kemiskinan, kurangnya kesadaran ajaran otentik Islam, dan manipulasi oleh para pemimpin ekstremis telah menjadi pemicu masuknya mereka ke dalam kelompok Boko Haram.
"Nigeria Utara secara keseluruhan memiliki masalah perkembangan yang sangat mendalam, mungkin lebih pelik dibanding seluruh wilayah Nigeria," demikian laporan USIP tahun 2012. Dalam laporan ini dituliskan bahwa wilayah tersebut memiliki tingkat kematian ibu dan bayi yang menjadi salah satu tertinggi di dunia. Tak hanya itu, tingkat kemiskinan di utara Nigeria juga paling parah di seluruh Nigeria.
Saking buruknya, pada 2013, Presiden Nigeria Goodluck Jonathan sampai mengumumkan keadaan darurat di wilayah ini, yang merupakan wilayah basis Boko Haram paling aktif. (Baca: Boko Haram, Militan yang Haramkan Pendidikan)
Mengatasi kekrisisan akibat Boko Haram, terutama dalam kasus penculikan 276 siswi Nigeria pada April lalu yang hingga kini belum juga tuntas, pemerintah telah mengirim jet tempur dan pasukan militer untuk menggempur mereka. (Baca: Daftar Kekejaman Boko Haram)
Namun demikian, pemerintah Nigeria dinilai lamban menangani masalah ini. Sejumlah protes publik baru-baru ini dilancarkan di Abuja. Bahkan, menurut laporan dari House Committee on Homeland Security tahun 2013 disebutkan, “Boko haram tidak menunjukkan tanda-tanda mengakhiri kampanye melawan pemerintah Nigeria dan Barat.”
ANINGTIAS JATMIKA | LIVE SCIENCE
Terpopuler
Cina Berencana Bangun Jalur Kereta Bawah Air ke AS
Ikuti Crimea, Dua Wilayah Ukraina Gelar Referendum
Demi Anak, Orang Tua Nekat ke Markas Boko Haram